Menurut Siagian (2010),
daya dukung merupakan suatu sistem yang dapat mendukung beban yang dinyatakan sebagai
pound ikan per kaki kubik air (lb/ft3). Selanjutnya dikemukakan bahwa daya dukung
dibatasi oleh laju konsumsi oksigen dan akumulasi metabolit dan laju konsumsi
oksigen tersebut sebanding dengan jumlah pakan yang dimakan per hari. Daya
dukung perairan adalah tingkat produksi ikan maksimum yang dapat dihasilkan di
perairan tersebut secara berkelanjutan. Pendapat lain menyatakan bahwa daya
dukung suatu tapak (site) perairan untuk suatu kegiatan budidaya ikan dalam KJA
adalah maksimum produksi ikan yang dapat didukung oleh suatu tapak perairan
pada tingkat perubahan konsentrasi total P yang masih dapat diterima perairan
yang bersangkutan. Daya dukung perairan selalu berfluktuasi menurut musim dan
dapat menurun karena adanya cemaran, misalnya tingginya sisa pakan dan kotoran
ikan yang masuk ke perairan.
Analisa daya dukung
lingkungan perairan perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi dan kemampuan
tambak dalam mendukung kegiatan budidaya agar sesuai dengan hasil yang
diharapkan bagi para petani tambak. Penentuan daya dukung lingkungan yang
digunakan adalah metode Pembobotan. Terdapat 3 metode dalam penentuan daya
dukung lingkungan yaitu metode pembobotan (weighting), penilaian (scoring)
serta metode nutrient loading (Suparjo, 2008).
Beberapa referensi
melaporkan, bahwa kegiatan budidaya ikan di danau dan waduk yang berlandaskan
daya dukung perairan adalah melalui pendekatan beban bahan organik yang masuk
ke dalam perairan yaitu unsur hara fosfor (P) yang berasal dari sisa pakan yang
tidak termanfaatkan dan sisa metabolisme ikan. Selanjutnya dilaporkan bahwa
berdasarkan pendekatan beban maksimum kandungan fosfor dan sisa metabolit yang
dapat ditoleransi perairan sehingga tidak mengubah tingkat eutrofikasi perairan
waduk adalah 0,367 kg P2O5 (fosfat) /ha/hari dimana 1 kg fosfat mengandung
0,437 kg fosfor (Siagian, 2010)
Menurut Suparjo (2008),
nilai daya dukung merupakan faktor penting dalam menjamin siklus produksi
budidaya dalam jangka waktu yang lama. Daya dukung lingkungan ini relatif
mengalami penurunan dibandingkan tahun 1990-an. Penurunan ini disebabkan
pengoperasian lahan tambak dan kolam yang dilakukan terus-menerus tanpa
istirahat, memacu produksi dengan padat penebaran dan pemberian pakan yang
berlebihan serta penggunaan bahan kimia yang dapat merusak lingkungan
Daftar Pustaka
Siagian,
Madju. 2010. Daya Dukung Waduk Plta Koto Panjang Kampar Provinsi Riau. Jurnal Perikanan
dan Kelautan 15(1) : 25-38
Suparjo, Mustofa
Niti. 2008. Daya Dukung Lingkungan Perairan Tambak Desa Mororejo Kabupaten
Kendal. Jurnal Saintek Perikanan 4(1) : 50 - 55
No comments:
Post a Comment