Bakteri dapat dibedakan
menjadi dua golongan yaitu gram positif dan gram negatife. Perbedaan antara
gram positif dan negatife yaitu gram positif akan menghasilkan warna ungu atau
kebiruaan saat dilaksanakan tes pewarnaan gram sedangkan gram negatife akan
menghasilkan warna merah. Menurut Sardiani et
al. (2015), bahwa Jika dilihat di bawah mikroskop, bakteri
gram positif akan berwarna ungu, karena dapat menahan kompleks pewarna primer
yaitu gram A (kristal violet) sedangkan bakteri gram negatif akan berwarna
merah ketika diamati menggunakan mikroskop, karena tidak dapat mempertahankan
kompleks warna kristal violet dengan pembilasan gram C (alkohol aseton), lalu
terwarnai oleh pewarna tandingan berupa gram D (safranin) yang akan terserap
pada dinding selnya.
Hasil yang di dapatkan pada tes pewarnaan gram
apabila menunjukan warna biru ataupun ungu menunjukan bahwa bakteri termasuk
golongan gram positif sedangkan apabila hasil menunjukan warna merah berarti
bakteri termasuk golongan gram negatif. Warna yang terbentuk pada slide glass yaitu warna biru keunguan. Warna
keunguan didapatkan tersebut didapatkan karena bakteri gram positif mampu
mempertahankan pewarnaan kompleks Kristal violet. Menurut Dewi (2013), Warna
ungu disebabkan karena bakteri mempertahankan warna pertama, yaitu gentian
violet. Perbedaan sifat Gram dipengaruhi oleh kandungan pada dinding sel, yaitu
bakteri gram positif kandungan peptidoglikan lebih tebal jika dibanding dengan
gram negatif. Sardiani (2015), perbedaan reaksi
kedua golongan bakteri tersebut terhadap pewarnaan gram disebabkan bakteri gram
positif memiliki dinding sel tebal yang terdiri dari peptidoglikan dan asam
teikoat yang akan menyebabkan pori-porinya menutup dan mencegah keluarnya
kompleks pewarna primer pada saat pembilasan gram C (alkohol asetoin).
Sedangkan dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan dan
banyak lipid yang akan larut dalam gram C (alkohol aseton) pada saat pembilasan.
Pewarnaan Gram bertujuan untuk mengamati morfologi
sel bakteri dan mengetahui kemurnian sel bakteri. Pengecatan Gram merupakan salah
satu pewarnaan yang paling sering digunakan, yang dikembangkan oleh Christian
Gram. Preparat apus bakteri dibuat dengan cara, mencampurkan satu usa biak
bakteri dari PAD dengan NaCl fisiologis yang telah diteteskan pada gelas obyek,
kemudian dibuat apus setipis mungkin, dikeringkan, dan difiksasi di atas lampu
spiritus. Preparat apus ditetesi pewarna pertama dengan karbol gentian violet
selama 2 menit, warna dibuang, ditetesi lugol selama 1 menit, kemudian preparat
apus dilunturkan dengan alkohol 95% selama 1 menit. Selanjutnya alkohol
dibuang, preparat dicuci dengan akuades dan diberi pewarna kedua dengan larutan
fuschine selama 2 menit. Warna kemudian dibuang dan dibersihkan dengan akuades,
dikeringkan dan diamati morfologi sel, serta warnanya di bawah mikroskop. Bakteri
dikelompokkan sebagai Gram positifapabila selnya terwarnai keunguan, dan Gram negatif
apabila selnya terwarnai merah (Helmiyati dan Nurrahman, 2010).
Hal tersebut diakibatkan karena adanya perbedaan
struktur dinding sel yang mengalami proses denaturasi. Pada dasarnya dinding
sel yang paling mudah terjadi denaturasi adalah dinding sel yang tersusun oleh
polisakarida di bandingkan dengan dinding sel yang tersusun oleh fosfolipid.
Bakteri gram positif dinding selnya mengandung peptidoglikan dan juga asam
teikoat dan asam teikuronat. Oleh sebab itu dinding sel bakteri gram positif
sebagian adalah polisakarida. Sedangkan pada dinding sel bakteri gram negative
terdapat peptidoglikan yang sedikit sekali dan berada diantara selaput luar dan
selaput dalam dinding sel. Dinding sel bakteri gram negative sebelah luar
merupakan komponen yang terdiri dari fosfolipid dan beberapa protein yang
sering disebut sebagai auto layer. Jadi, setelah di simpulkan bakteri gram
positif mengalami proses denaturasi sel terlebih dahulu di bandingkan dengan
bakteri gran negatife (Dewi, 2013).
Menurut
Purwohadisantoso et al. (2009), pewarnaan dilakukan dengan membuat bekasan
isolat di gelas obyek,, kemudian diwarnai dengan larutan Kristal violet dan
yodium secara bergantian selama beberapa menit dan dicuci dengan aqauades,
selanjutnya dicuci dengan alkohol dan ditetesi dengan larutan cat penutup
safranin. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan mikroskop, bakteri Gram
positif akan nampak berwarna ungu, sedangkan Gram negatif berwarna merah.
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Dewi, Amalia Krishna. 2013. Isolasi, Identifikasi
dan Uji Sensitivitas Staphylococcus aureus terhadap Amoxicillin dari
Sampel Susu Kambing Peranakan Ettawa (PE) Penderita Mastitis Di Wilayah
Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta. Jurnal Sains Veteriner, 31(2) : 138 - 150
Helmiyati,
Ayu Fitria dan dan Nurrahman. 2010. Pengaruh
Konsentrasi Tawas Terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif dan Negatif. Jurnal
Pangan dan Gizi, 1(1) : 1 - 6
Purwohadisantoso,
Kristian, E. Zubaidah, dan E. Saparianti. Isolasi Bakteri Asam Laktat Dari
Sayur Kubis Yang Memiliki Kemampuan Penghambatan Bakteri Patogen
(Staphylococcus aureus, Listeria monocytogenes, Escherichia coli, dan
Salmonella thypimurium). Jurnal Teknologi Pertanian, 10(1) : 19 – 27
Sardiani, Nenis., M. Litaay, R. G. Budji, D.
Priosambodo, Syahribulan, dan Z. Dwyana. 2015. Potensi Tunikata Rhopalaea sp
Sebagai Sumber Inokulum Bakteri Endosimbion Penghasil Antibakteri; 1.
Karakterisasi Isolat. Jurnal Alam dan Lingkungan, 6(11)
No comments:
Post a Comment