Mineral merupakan bagian dari tubuh yang
sangat dibutuhkan meskipun dalam jumlah yang tergolong sedikit dibandingkan
dengan nutrisi lain seperti karbohidrat maupun protein. Meskipun jumlah yang
dibutuhkan hanya sedikit, namun peran mineral bagi ikan sangat penting karena
berpengaruh pada pembentukan sel maupun jaringan serta proses metabolisme dalam
tubuh ikan. Menurut Hariati (2010), mineral dalam tubuh ikan berfungsi sebagai
bahan pembentuk berbagai sel maupun jaringan tubuh sepeti sisik dan tulang
ikan. Mineral juga berfungsi dalam
proses metabolisme, proses penyesuaian tekanan osmotik antara tubuh dan
lingkungan, proses pembekuan darah dan sebagai pengatur keseimbangan asam basa
dalam tubuh. Arifin (2008), unsur mineral merupakan salah satu komponen yang
sangat diperlukan oleh makhluk hidup di selain karbohidrat, lemak, protein, dan
vitamin. Unsur mineral juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu.
Apabila suatu bahan biologis dibakar, sebagian besar mineral akan tertinggal
dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa anorganik sederhana, serta akan terjadi
penggabungan antarindividu atau dengan oksigen sehingga terbentuk garam
anorganik.
Mineral dikelompokan menjadi dua jenis
yaitu makro mineral dan mikro mineral. Makro mineral merupakan mineral yang
dibutuhkan atau diperlukan dalam jumlah banyak di dalam tubuh, sedangkan mikro
mineral adalam mineral adalah senyawa mineral yang dibutuhkan dalam jumlah
sedikit di dalam tubuh. Penggolongan mineral yang lain yaitu mineral dibagi
menjadi mineral esensial dan mineral non esensial. Menurut Arifin (2008)
mineral dibagi menjadi dua jenis yaitu mineral esensial dan nonesensial.
Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis
makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur
mineral esensial idalam tubuh itu sendiri terdiri atas dua golongan, yaitu mineral
makro dan mineral mikro. Mineral makro merupakan mineral yang diperlukan untuk
membentuk komponen organ di dalam tubuh dalam jumlah yang lebih banyak
dibangdingkan mineral mikro. Sedangkan mineral mikro yaitu mineral yang
diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan
dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral nonesensial adalah logam yang perannya
dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya dalam jaringan
sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup
yang bersangkutan. Di samping mengakibatkan keracunan, logam juga dapat
menyebabkan penyakit.
Mineral esensial merupakan mineral yang
sangat diperlukan oleh tubuh sehingga kebutuhan akan mineral tersebut harus
terpenuhi sehingga proses mertabolisme dapat berjalan secara lancar. Menurut
Arifin (2008), mineral (logam) berdasarkan fungsinya di dalam tubuh dibagi
menjadi dua golongan, yaitu mineral logam esensial dan nonesensial. Logam
esensial diperlukan dalam proses fisiologis tubuh makshluk hidup, sehingga
mineral dari golongan ini merupakan unsur nutrisi penting yang jika kekurangan
dapat menyebabkan kelainan proses fisiologis atau disebut penyakit defisiensi
mineral. Yang termasuk kedalam mineral esensial yaitu
a.
Kalsium (Ca)
b.
Fosforus (P)
c.
Kalium (K)
d.
Natrium (Na)
e.
Klorin (Cl)
f.
Sulfur (S)
g.
Magnesium (Mg)
h.
Besi (Fe)
i.
Tembaga (Cu)
j.
Seng (Zn)
k.
Mangan (Mn)
l.
Kobalt (Co)
m.
Iodin (I)
n.
Selenium (Se)
Logam nonesensial adalah golongan logam
yang tidak berguna, atau data ini belum diketahui kegunaannya dalam tubuh,
sehingga hadirnya unsur tersebut lebih dari normal dapat menyebabkan keracunan.
Logam tersebut bahkan sangat berbahaya bagi makhluk hidup, seperti :
a.
Timbal (Pb)
b.
Merkuri (Hg)
c.
Arsenik (As)
d.
Kadmium (Cd)
e.
Aluminium (Al)
Penggolongan mineral esensial
berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh dibagi menjadi dua yaitu makro
mineral dan mikro mineral. Makro mineral dibutuhkan lebih banyak oleh tubuh
dibandingkan mikro mineral. Arifin (2008) berdasarkan banyaknya mineral yang
dibutuhka oleh tubuh, mineral dibagi menjadi dua kelompok, yaitu mineral makro
dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan atau terdapat dalam jumlah relatif
besar. Delviana (2011), Mineral yang termasuk di dalam kategori mineral makro
utama adalah :
a.
Mineral Makro
1.
Kalsium
Kalsium merupakan unsur yang penting
dalam perkembangan serta pertumbuhan tulang pada ikan, ekso skeleton (karapas)
pada krustase, menjaga keseimbangan osmotik, proses pembekuan darah, sekresi
hormon dan sistem saraf. Ikan dan Udang dapat menyerap kalsium dari air, bahwa
lebih dari 50%-60% kebutuhan kalsium dapat diperoleh dari air. Kalsium dari air
diserap melalui insang, sirip, oral epithelia. Insang merupakan organ
terpenting dalam pengaturan kalsium. Kalsium dalam pakan umumnya di dapatkan
dari bahan baku seperti tepung ikan, namun kekuranganya bisa juga
disuplementasi dengan tepung batu. Pada saat proses metabolisme makanan ada
interaksi antara kalsium dengan vitamin D3, Mg, dan Zn.
2.
Fosfor (P)
Fosfor merupakan mineral makro lainnya
yang dibutuhkan oleh ikan dan sangat penting dalampembentukan nukleotida dan
membran sel. Hal ini berarti fosfor berpran penting dalam pembentukanATP, yang
kemudian akan menjadi energi bagi ikan. Berbeda dengan kalsium, ketersediaan
fosfor dalam air sangatlah rendah. Sehingga untuk pemenuhan kebutuhan fosfor
harus disediakan dalam pakan. Sebagian besar jenis ikan membutuhkan fosfor
tersedia 0,5%-1% spesies lainnya membutuhkan 0,5%-0,9% dalam pakan. Fosfor
tersedia di sini diartikan sebagai fosfor yang mampu diserap oleh ikan dan
udang. Fosfor pada tanaman yang diikat oleh asam fitat sebagian besar tidak
bisa diserap oleh ikan dan udang, hanya sekitar 40%-60% saja yang bisa diserap.
Asam fitat juga akan mengikat ion Zn2+, Fe2+, Ca2+ sehingga akan menurunkan
penyerapan ions tersebut di dalam saluran pencernaan. Untuk menyiasati hal ini
maka penggunaan enzim fitase untuk melepaskan ikatan fitat telah banyak
digunakan dalam industri pakan. Pemenuhan kebutuhan fosfor tidak terkait dengan
penambahan kalsium dalam pakan, akan tetapi sumber fosfor umumnya mengandung
kalsium tinggi. Hal yang perlu di perhatikan adalah rasio antara kalsium dan
fosfor dalam pakan ikan dan udang. Nilai rasio Ca dan P bervariatif berkisar
antara 0,5:1 sampai dengan 1:1.
3.
Magnesium (Mg)
Konsentrasi magnesium dalam tubuh ikan
adalah 20-100 mg / 100. Magnesium adalah ko-faktor beberapa reaksi enzimatis
yang berhubungan dengan fosfor. Magnesium dalam bahan pakan asal tanaman cukup
tinggi, sehingga suplementasi bahan inorganik dalam bentuk garam magnesium
diperlukan dalam kasus tertentu saja. Kandungan dan kecernaan magnesium dalam
tepung ikan sangat tinggi, kecernaanya dibandingkan dengan MgCl2 lebih tinggi
75% pada ikan salmon. Ini diduga ada hubungannya dengan kondisi magnesium di
dalam laut. Air laut mempunyai kandungan magnesium yang tinggi yaitu sekitar
1.350 mg/L. Oleh karena itu, spesies ikan dan udang yang hidup pada air
berkadar garam tinggi tidak memerlukan suplementasi sumber magnesium pada
pakannya.
4.
Sodium, Klor, dan Potasium
Keseimbangan asam basa dari Na+, Cl- dan
K+ dibutuhkan dalam proses osmoregulasi. Lingkungan air umumnya kaya akan Na
dan Cl, sehingga kebutuhan akan unsur tersebut tidak banyak dibahas. Namun
demikian diketahui bahwa penambahan sodium, potasium dan chloride dalam pakan
akan memperbaiki proses fisiologi. Bahwa pakan yang mengandung 0,9% potasium
pada udang P. japonicus lebih tinggi pertumbuhannya dibandingkan dengan pakan
yang mengandung 1,8% potasium. Suplementasi potasium dalam pakan cukup 1% saja
b.
Mineral Mikro
1.
Fe (Besi)
Fe atau yang dikenal dengan zat besi
merupakan unsur yang penting dalam pembentukan hemoglobin dan reaksi-reaksi
ezimatik lainnya. Udang tidak mempunyai hemoglobin sehingga kebutuhan akan Fe
belum diketahui pasti, kelebihan Fe berpotensi menurunkan pertumbuhan udang.
Bahan baku pakan sumber Fe kebanyakan dari hewan, diantaranya adalah tepung
darah dengan kandungan Fe sebesar 2.000-3.000 mg/kg, tergantung pada proses
pengeringannnya.
2.
Cu ( Copper)
Cu merupakan salah satu komponen penting
dalam proses enzimatik yang berhubungan dengan transpot elektron didalam sel.
Dalam hal ini Cu berperan sebagai pembawa oksigen dalam hemosianin pada
krustase dan moluska. Pada ikan, Cu mempunyai berfungsi memfasilitasi
penyerapan unsur mikro lainnya seperti Fe dan Zn. Ikan lebih toleran terhadap
kelebihan Cu dari pakan, dibandingkan Cu yang ada dalam air. Kandungan Cu dalam
air antara 0,8-1,0 mg/L air beracun untuk beberapa jenis ikan. Namun demikian
pemberian Cu dalam pakan sampai dengan 600 mg/kg tidak menimbulkan bahaya pada
ikan.
3.
Zn ( Seng)
Fungsi utama Zn adalah sebagai ko-faktor
dalam beberapa proses enzimatik, termasuk penggunaan hampir semua nutrisi.
Paling tidak ada 20 jenis enzim yang mengandung Zn. Ikan dapat memperoleh Zn
dari air dan pakan, tetapi penyerapan Zn dari pakan lebih efisien. Zn dari
bahan baku asal hewan seperti tepung ikan, tetapi mempunyai kecernaan rendah.
Sementara Zn dari tumbuhan banyak terikat oleh asam fitat, sehingga
suplementasi bahan an organik sumber Zn menjadi sangat penting.
4.
Iodium (I)
Kebutuhan Iodium berhubungan dengan
kerja kelenjar tyroid. Kebutuhan minimal Iodium pada ikan dan udang tidak
banyak diketahui, tetapi penambahan Iodium pada pakan sebagai jaminansupaya
tidak terjadi defisiensi direkomendasikan oleh NRC.
5.
Mangan (Mn)
Seperti unsur Zn, ikan bisa mendapatkan
Mn dari air, namun demikian akan lebih efisien jika diperoleh dari pakan.
Manganese penting sebagai ko-faktor proses enzimetik terutama berhubungandengan
metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Mn dalam bahan baku pakan jumlahnya
cukup banyak, tetapi kecernaanya sangat bervariasi. Pemberian MnSO4 atau MnCl3
lebih mudah diserap oleh ikan. Pemberian Mn pada pakan udang lebih diperlukan
karena kadar Mn dalam air laut sangat rendah.
6.
Selenium (Se)
Fungsi utama Se adalah melindungi membran
sel dari oksidasi, ini sejalan dengan fungsi vitamin E. Konsentrasi selenium
dalam air sangat rendah, sedangkan pada tepung ikan sangat bervariasi. Penggunaan
tepung ikan lebih dari 15% pada pakan udang bisa mencukupi kebutuhan selenium. Akan
tetapi penggunaan tepung ikan saat ini mulai dibatasi, sehingga suplementasi
selenium baik organik maupun anorganik sangat dianjurkan.
7.
Unsur mikro lainnya
Unsur alumunium diketahui berpengaruh
terhadap pertumbuhan belut, sedangkan flourin diduga penting untuk ikan salmon.
kobalt (Co) merupakan komponen penting dalam pembentukan vitamin B12, kromium
penting dalam proses metabolisme glukosa dan lemak, dan sulfur diperlukan dalam
proses sintetis sistin. Unsur-unsur lain seperti molibdenum, silikon dan
vanadium belum banyak diketahui fungsinya untuk ikan.
Daftar Pustaka
Arifin, Zainal. 2008. Beberapa Unsur Mineral Esensial Mikro dalam Sistem Biologi dan Metode Analisisnya. Jurnal Litbang Pertanian, 27(3): 99-105.
Delviana, Willy. 2011. Penetapan Kadar Kalium dan Natrium pada Pisang (Musa paradisiaca, L) Secara Spektofotometri Serapan Atom. [SKRIPSI]. Universitas Sumatera Utara
Hariati,
Etty. 2010. Potensi Tepung Cacing Sutera (Tubifex
sp.) Dan Tepung Tapioka Untuk Substitusi Pakan Komersial Ikan Patin (Pangasius hypophtalmus). [SKRIPSI].
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
No comments:
Post a Comment