Eutrofikasi merupakan proses pengayaan nutrien dan
bahan organik dalam badan perairan. Permasalahan eutrofikasi merupakan
permasalahan yang kompleks dan menjadi masalah yang merepotkan bagi penduduk
dunia baik di perairan tawar maupun perairan laut. Eutrofikasi menyebabkan nutrient
di suatu perairan menjadi berlebih akibat sisa buang pertanian serta limbah
rumah tangga yang menyebabkan berbagai permasalahan pada perairan tersebut.
Eutrofikasi dapat disebabkan karena beberapa hal dan
penyumbang terbesar eutrofikasi adalah ulah manusia yang tidak ramah terhadap
lingkungan. Sebagian besar di sebabkan karena aktivitas manusia di bidang
pertanian. Penggunaan pestisida maupun insektisida oleh petani untuk mencegah
tanaman rusak akibat serangan hama adalah penyebab utamanya. Setelah menggunakan
pestisida air yang digunakan berkumpul dan masuk ke sungai. Selain itu botol
tempat pestisida yang di buang sembarangan akan tercampur oleh air hujan dan
air menjadi tercemar. Hal inilah yang mengakibatkan pestisida dapat berada di
tempat lain yang jauh dari area pertanian karena mengikuti aliran air hingga
sampai ke sungai – sungai atau danau di sekitarnya.
Pestisida, obat-obatan dan pakan ternak merupakan
sumber elemen phospor yang dapat menyebabkan eutrofikasi. Pestisida dapat
hilang selama penggunaan melalui penyemprotan yang tidak terarah, dan
penguapan. Pestisida lepas dari tanah melalui leaching ataupun pengaliran air.
Pola reaksi pelepasan pestisida seangat tergantung pada afinitas bahan kimia
yang digunakan tergadap tanah dan air, jumlah dan kecepatan hilangnya pestisida
dipengaruhi oleh waktu dan kecepatan curah hujan, penggunaan, jenis tanah dan
sifat dari pestisidanya. Pestisida dapat mencapai badan air jikatumpahan yang
terjadi selama proses pengisian pencampuran pencucian dan penggunaan, melalui
aliran air, melalui pelepasan (leaching) kedalam air permukaan yang berbahaya
karena dapt mencemari perairan jika tidak diperlakukan dengan hati-hati.
Emisi nutrien dari pertanian merupakan penyebab
utama eutrofikasi di berbagai belahan dunia. Rembesan phospor selain dari areal
pertanian juga datang dari peternakan, pemukiman. Akumulasi phospor dalam tanah
terjadi saat sejumlah besar kompos dan pakan ternak digunakan secara
besar-besaran untuk mengatur prosduksi ternak hewan. Sumber fosfor penyebab
eutrofikasi 10 % berasal dari proses alamiah di lingkungan air itu sendiri
(background source), 7 % dari industri, 11 % dari detergen, 17 % dari pupuk
pertanian, 23 % dari limbah manusia, dan yang terbesar yaitu 32 %, dari limbah
peternakan. Data statistik di atas
menunjukkan besarnya jumlah populasi dan beragamnya aktivitas masyarakat dalam
menyumbang phosphor di perairan.
Kotoran ikan dan sisa pakan yang mengendap di dasar
perairan mengandung unsur hara fosfor dan nitrogen akan merangsang pertumbuhan
fitoplankton atau alga yang akan meningkatkan produktivitas perairan sehingga
perairan akan kaya oksigen pada siang hari akibat proses fotosintesis.
Sebaliknya, apabila kandungan nutrient berlebihan akan memicu timbulnya
blooming algae yang justru merugikan kehidupan organisme yang ada dalam badan
air, termasuk ikan yang dibudidayakan di perairan danau. Penumpukan bahan
nutrien ini akan menjadi ancaman kehidupan ikan di badan danau pada saat musim
pancaroba. Adanya peningkatan suhu udara, pemanasan sinar matahari, dan tiupan
angin kencang akan menyebabkan terjadinya golakan air danau yang dapat
menyebabkan proses upwelling. Upwelling merupakan arus naik dari dasar danau
yang dapat di sebabkan karena tiupan angina maupun cuaca buruk sehingga
menyebabkan suhu permukaan lebih rendah di bandingkan suhu di bawah. Masa air
yang membawa senyawa beracun dari dasar danau dan kandungan oksigen yang
sedikit akan naik menggantikan air yang di atasnya. Rendahnya oksigen di air
itulah yang menyebabkan kematian ikan secara mendadak pada keramba jaring
apung.
No comments:
Post a Comment