Serangga
adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthopoda) yang berkaki enam.
Karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (kakinya berjumlah enam) yang merupakan kelas
yang terbesar di dalam filum artropoda. Memiliki anggota mencapai kurang lebuh
80 % atau 675.000 spesis dari kehidupan hewan yang terbesar di seluruh penjuru
dunia, yang penyebarannya sangat meluas dengan juimlah anggota paling besar di
alam. Habitatnya di darat, air tawar, tanah/ lumpur dan di dalam tumbuh-
tumbuhan. Ilmu yang khusus mempelajari tentang serangga disebut dengan entomologi.
Klasifikasi
ilmiah:
Kerajaan:
Animalia
Philum:
Arthropoda/Hexapoda
Kelas:
insecta
Ordo:
arthopoda, dermaptera, psocoptera, isoptera, hemiptera, thysanoptera,
homoptera, Odonata, Lepidoptera, Coleoptera, Diptera, Hymenoptera , dan
Ichneumonidia.
Karena
philum ini mendominasi sebesar 90% dari penyebab hama pada tanaman. Serangga
merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi.
Metamorfosis
Setiap
serangga mengalami proses perubahan bentuk dari telur hingga ke bentuk dewasa
yang siap melakukan reproduksi. Pergantian tahap bentuk tubuh ini seringkali
sangat dramatis. Di dalam tiap tahap juga terjadi proses "pergantian
kulit" yang biasa disebut proses pelungsungan. Tahap-tahap ini disebut instar.
Ordo-ordo serangga seringkali dicirikan oleh tipe metamorfosisnya.
Morfologi
Secara
morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama,
sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas mirip
cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput), dada
(thorax), dan perut (abdomen).
Evolusi
Serangga
berevolusi dari invertebrata seperti cacing tanah (filum anelida) hingga
artrophoda, dan kemudian serangga.
Sistem peredaran darah
Sistem
peredaran darah terdiri atas darah atau hemolimf,
pembukuh dorsal dan homocoel (rongga darah). Pembuluh dorsal adalah pembuluh yang memanjang di daerah dorsal
sepanjang tubuhnya, dari posterior ke arah anterior.
Pembukuh dorsal
dibagi dua bagian :
a)
Bagian
posterior disebut jantung
b) Bagian anterior disebut aorta
Jantung letaknya di
dalam rongga perikardial yang bentuknya membengkak pada setiap segmen sehingga
membentuk kamar- kamar yang dipisahkan oleh lekukan. Pada tiap lekukan di
bagian lateral jantung memiliki sepasang ostea
(tunggal osteum) yang berklep
untuk masuknya darah. Jantung merupakan bagian yang memompa darah sedangkan
aorta merupakan tabung yang membawa darah ke depan ke arah kepala.
Sistem peredaran darah seekor serangga adalah sistem
terbuka. Disebut demikian karena saat jantung berkontraksi dan sementara itu
ostia tertutup oleh kelep yang ada, maka darah yang ada di jantung akan
terdorong dan mengalir ke bagian depan tubuh melalui aorta, selanjutnya ke
bagian kepala, dan kemudian secara bebas memasuki organ yang terdapat dalam
rongga tubuh (homocoel). Darah yang terdapat dalam rongga tubuh tadi
selanjutnya akan kembali lagi ke jantung melalui ostia.sebagian darah ada yang
mengalir ke organ embelan dan sayap.
Fungsi utama darah pada serangga adalah untuk
transportasi material berupa zat- zat makanan, hormon- hormon, sisa- sisa dan
sebagainya. Jadi, tidak berfungsi untuk pengangkutan oksigen ke sel- sel tubuh
sebagaimana halnya pada organisme lain.Plasma darah disebut hematocytes yang mengandung hemolimf
yang berfungsi sebagai sel fagosit (untuk menetralisir benda asing).Fungsi lain
dari darah adalah untuk koagulator, menyatukan sel- sel yang telah cerai- berai
pada waktu serangga berganti kulit,
menjaga tekanan osmosis yang optimal dari sel- sel tubuh da juga sebagai
reservoir untuk air dan zat- zat makanan seperti lemak dan karbohidrat.
Peredaran darah serangga disebut lacunar system
atau sistem peredaran terbuka, tidak memiliki rangkaian pembuluh. Darah berada
dalam rongga tubuh atau hemocoel, cairannya disebut hemolimfa. Di
dalamnya terdapat sel/senyawa yang melayang-layang, disebut hemosit.
Hemosit asli berasal dari jaringan mesoderm, yang berasal dari jaringan
ektoderm bukan merupakan hemosit asli. Hemolimfa merupakan cairan berisi
hemosit. Bila hanya cairannya saja, maka disebut serum (tanpa
sel/hemosit). Cairan ini berperan dalam melakukan mekanisme ketahanan tubuh
serangga.
Satu-satunya pembuluh yang terdapat dalam tubuh serangga
adalah pembuluh dorsal, padanya terdapat lubang-lubang kecil yang
disebut ostia, berfungsi untuk masuknya darah dan oleh adanya denyutan
akan terjadi aliran darah ke dalam (incurrent flow). Pada bagian yang
agak ke arah anterior kadang-kadang terdapat excurrent ostia, sehingga
sering juga disebut bahwa bagian anterior adalah ostia sedang posteriornya
"jantung". Tetapi sesungguhnya ini menerangkan suatu bangunan
tunggal, yang berbeda hanya pada arah aliran darah pada ostianya. Pada ujung
depan pembuluh, secara sangat strategis terletaklah corpora allata dan corpora
cardiaca. Sementara itu terdapat pula otot-otot yang berujung-pangkal di
pembuluh, yang disebut sebagai otot-otot alaria (alary muscles), yang
menyerupai sayap. Ini merupakan otot yang membantu kontraksi jantung -- fase
relaksasi atau diastole dan fase kontraksi atau sistole.
Jantung
serangga bersifat neromiogenik, artinya kontraksinya tidak hanya secara
otomatis karena adanya otot, namun juga karena adanya rangsang yang diterima
syaraf. Inilah yang memperlancar peredaran. Pada serangga besar, gerakan sayap
atau alat tambahan lain secara fisik juga ikut membantu peredaran.
Darah serangga mengandung asam amino konsentrasi tinggi
(bukan protein), sedang karbohidrat dalam bentuk trehalosa. Sedang lemak dalam
bentuk senyawa ester digliserida.
Hemolimfa berfungsi utnuk mengendalikan pH dan tekanan
osmotik dengan berbagai mekanisme. Pada umumnya tak berwarna, tetapi ada juga
yang berwarna hijau atau merah. Pigmen dengan mudah diabsorbsi, karenanya
serangga-serangga fitopagus umumnya berhemolimfa hijau. Apabila makanannya
berkandungan -karotin tinggi, warnanya jingga-oranye, bercampur dengan warna
asli yang kebiru-biruan muncul warna hijau. Diet tanpa -karotin menunjukkan
hemolimfa serangga tetap berwarna biru.
Fungsi lain yang juga penting adalah kandungan hemositnya
yang berguna untuk metabolisme dan juga ketahanan tubuh. Dalam hal ini hemosit
berperan untuk mensintesis beberapa produk penting: bahan sklerotisasi, tirosin
dll.
Jenis hemosit ada beberapa macam (sekitar 9 jenis,
tergantung penulis/ahlinya). Ada yang menyatakan semuanya berasal dari satu sel
yang disebut sel induk atau "stem cell" (prohemosit).
Masing-masingnya adalah:
a)
Sel induk atau pro-hemosit, berbentuk
bulat dengan nukleus besar, dihasilkan oleh organ tertentu pada tubuh serangga
yang disebut organ HAEMOCYTOPOIETIC (setara dengan tulang sumsum pada
mammalia). Organ sesungguhnya belum ditemukan. Mungkin dengan mitosis.
Prohemosit ada yang bergerak aktif, ada yang diam di tempat.
b)
Plasmatosit memiliki ujung seperti jari.
Ukurannya agak besar, barangkali karena merupakan keturunan pertama prohemosit.
Berfungsi penting dalam mekanisme ketahanan tubuh, sebagai agen kekebalan
seluler. Dapat bersifat fagositik terhadap benda-benda asing apabila
bendanya lebih kecil. Bila bendanya lebih besar akan diselubungi oleh suatu jaringan
penghubung (konektiva) yang dibentuk oleh plasmatosit. Ini disebut enkapsulasi.
c) Hemosit granuler mungkin merupakan bentuk
terminal (akhir), karena banyak dijumpai pada serangga-serangga
"tua". Juga berfungsi dalam mekanisme pertahanan diri.
d) Koagulosit dihasilkan oleh serangga-serangga
yang terluka untuk membentuk gel darah, agar sistem peredaran tidak kacau.
Merupakan bahan sekresi seperti serabut (fibril).
e)
Adipohemosit merupakan penyimpan lemak bahan
makan (setara dengan badan lemak).
f) Oenositoid dan Sel sferula belum
diketahui fungsinya dengan jelas. Demikian juga Podosit dan Hemosit
vermiform yang dijumpai pada genus Spodoptera.
No comments:
Post a Comment