Kekurangan dan kelebihan dapat
mengakibatkan kelainan pada ikan. Kekurangan dan kelebihan mineral didalam
pakan dapat menggangu pertumbuhan. Dalam faktor kalsium (Ca) dapat membuat ikan
patin kandungan Ca rendah akan berdampak buruk terhadap pertumbuhan dan
mengganggu adaptasi pada saat kondisi lingkungan berubah. Untuk phosphor (P)
Kekurangan mineral P pada pakan ikan dapat mengakibatkan pertumbuhan terhambat,
proses pembentukan tulang terganggu dan konversi pakan menjadi meningkat.
Kekurangan Mg pada kandungan Ca 26 dan 40 g/kg akan meyebabkan penyakit
nephacalcinosis dan di dalam jaringan otot akan meningkat kandungan Na yang
dapat meningkatkan cairan ekstraseluler. Kekurangan sodium dapat mengakibatkan
dehidrasi, keletihan, anoeexia dan kram otot. Wilson et al (1982), melakukan
penelitian terhadap ikan channel catfish yang memperlihatkan bahwa peningkatan
P yang tersedia dalam makanan dari 0,07% menjadi 0,54% akan meningkatkan
pertambahan bobot relatif dari 135% menjadi 706% dan efisiensi pakan dari 36%
menjadi 99%. Tetapi bila kandungan P terus dinaikkan sampai 1,02% maka
pertumbuhan relatif akan turun dari 706% menjadi 620% dan efisiensi pakan akan
turun dari 99% mejadi 90%.
Pada kebutuhan mineral mikro juga
penting bagi ikan patin. Mineral mikro tersebut adalah besi (Fe), seng (Zn),
mangan (Mn), tembaga (Cu), cobalt (Co), yodium (I) dan selenium (Se) penting
bagi ikan selain mineral makro. Kekurangan zat besi pada ikan dapat membawa
dampak yang merugikan bagi ikan. Pada beberapa jenis ikan memberikan dampak
yang berbeda, misalnya pada ikan patin dapat mengakibatkan pertumbuhan
terhambat, konversi pakan rendah, nafsu makan menurun dan abnormalitas.
kekurangan mineral mangan pada komposisi pakan ikan berakibat rendahnya daya
tetas dan jumla telur pada induk ikan, ataxia yaitu ketidakmampuan tubuh untuk
mengkoordinasikan gerakangerakan otot secara sempurna serta menurunnya
penampakan reproduksi. Pada ikan rainbow trout dan channel catfish kekurangan
selenium pat mengakibatkan depresi pertumbuhan. Menurut Arifin (2008), Tembaga
merupakan unsur esensial yang bila kekurangan dapat menghambat pertumbuhan dan
pembentukan hemoglobin. Tembaga sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme,
pembentukan hemoglobin, dan proses fisiologis dalam tubuh hewan. Tembaga
ditemukan dalam protein plasma, seperti seruloplasmin yang berperan dalam
pembebasan besi dari sel ke plasma. Tembaga juga merupakan komponen dari
protein darah, antara lain eritrokuprin, yang ditemukan dalam eritrosit (sel
darah merah) yang berperan dalam metabolism oksigen. Selain ikut berperan dalam
sintesis hemoglobin, tembaga merupakan bagian dari enzimenzim dalam sel
jaringan. Tembaga berperan dalam aktivitas enzim pernapasan, sebagai kofaktor
bagi enzim tirosinase dan sitokrom oksidase. Tirosinase mengkristalisasi reaksi
oksidasi tirosin menjadi pigmen melanin (pigmen gelap pada kulit dan rambut).
Sitokrom oksidase, suatu enzim dari gugus heme dan atom-atom tembaga,
dapat mereduksi oksigen.
No comments:
Post a Comment