Pemanfaatan Sargassum Sebagai Antibakteri

Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki keanekaragaman sumber hayati laut yang sangat potensial untuk dimanfaatkan dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia seperti makroalga. Di Indonesia sendiri memiliki berbagai macam makroalga, salah satunya Sargassum sp. yang merupakan spesies alga cokelat. Alga ini termasuk dalam kelas Phaeophyceae. Sargassum sp. memiliki kandungan Mg, Na, Fe, tanin, iodin dan fenol yang dapat digunakan sebagai bahan antimikroba. Hal ini diperkuat oleh Bachtiar et al.,(2012) bahwa Sargassum sp. memiliki kandungan Mg, Na, Fe, tanin, iodin dan fenol yang berpotensi sebagai bahan antimikroba terhadap beberapa jenis bakteri pathogen yang dapat menyebabkan diare.
Habitat Sargassum sp. biasa ditemukan pada suhu sekitar 27°C - 29°C dengan kedalaman sampai 10m dan salinitas 32-33,5%. Hal ini diperkuat oleh Masri(2014) bahwa Sargassum sp. tumbuh subur pada daerah tropis dengan kedalaman 0,5-10 m, suhu perairan 27,25 °C - 29,30 °C dan salinitas 32-33,5 %. Tumbuh membentuk rumpun besar dengan panjang thalli utama mencapai 1-3 m. Umumnya alga ini tumbuh secara liar dan masih belum dimanfaatkan secara baik, bahkan sering dianggap sebagai sampah laut pada musim tertentu, sebab banyak yang hanyut di permukaan laut dan terdampar di pantai akibat tercabut atau patah akibat ombak yang besar atau karena perubahan musim.
Pemanfaatan Sargassum sp.  mengalami perkembangan pesat karena di Indonesia sebelumnya hanya dianggap sampah. Sargassum sp dapat digunakan sebagai bahan makanan, bahan bakar, kosmetik, obat-obatan, dan anti bakteri. Hal ini diperkuat oleh Yunianto et al.,(2014) bahwa keberadaan Sargassum sp.  khususnya di Indonesia masih belum mendapatkan perhatian lebih. Hal ini dapat ditunjukkan dari persepsi nelayan pencari ikan yang menganggap bahwa Sargassum sp. merupakan pengganggu dan sampah laut, karena pada musim tertentu banyak ditemukan hanyut di permukaan laut dan terdampar di pantai. Namun seiring bertambahnya waktu, pemanfaatan rumput laut khususnya Sargassum sp. mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan senyawa bioaktif rumput laut Sargassum untuk berbagai macam keperluan seperti produksi makanan, bahan bakar, kosmetik seperti cream pelembab muka, obat-obatan, suplemen maupun pigment dan anti bakteri.

Daftar Pustaka

Bachtiar, Subchan Yusuf, Wahju Tjahjaningsih dan Nanik Sianita. 2012. Pengaruh Ekstrak Alga Cokelat (Sargassum sp.) Terhadap Pertumbuhan BakterI Escherichia coli. Journal of Marine and Coastal Science, 1(1) : 53 – 60
Masri, Mashuri. 2014. Identifikasi Molekuler Bakteri Penghasil Enzim L-Asparaginase Dari Alga Coklat Sargassum Sp. Jurnal Teknosains, 8 (2) : 241 – 253
Yunianto, Hendi Perdian, Ita Widowati, Ocky Karna Radjasa. 2014. Skrining Antibakteri Ekstrak Rumput Laut Sargassum Plagyophyllum Dari Perairan Bandengan Jepara Terhadap Bakteri Patogen Enterobacter, Pseudomonas aeruginosa DAN Staphylococus aureus. Journal Of Marine Reseach, 3(3) :  165-172

No comments:

Post a Comment

 

Popular Posts

Blog Archive

About