Penggunaan keramba jaring apung oleh
kelompok budidaya ikan di perairan umum dapat menjadi salah satu masalah. Menurut
Pudjiastuti et, al. (2013) Sumber timbulan limbah dari berbagai aktivitas
penduduk di sempadan waduk, seperti permukiman, perhotelan, pertanian dan
peternakan, serta kegiatan di badan perairan waduk seperti budidaya ikan dengan
teknik karamba jaring apung (KJA) mempunyai potensi menurunkan kualitas
perairan. Terjadinya penurunan kualitas air dapat di tambah dengan tindakan
pembudidaya ikan sendiri yang melakukan pemanfaatan berlebih dari lahan optimal
sehingga ikan bdidaya kekurangan air segar serta oksigen. Selain itu keberadaan
keramba jaring apung yang menumpuk dapat menyebabkan terhentinya aliran air
sehingga akan terjadi endapan di bawah keramba berupa feses ikan maupun sisa
pakan.
Salah satu fenomena yang sering di alami
oleh pembudidaya ikan adalah fenomena upwelling yang sering menyebabkan
kematian mendadak pada ikan yang berada pada keramba jaring apung di perairan
umum. Menurut Hutabarat dan Stewart (1985) prose upwelling adalah suatu proses
dimana massa air di dorong kearah atas dari kedalaman. Dalam proses ini
biasanya membawa material serta zat-zat yang berada pada kedalaman seperti sisa
pakan dan feses ikanyang telah terurai sehingga mengandung gas amonia. Dalam
proses upwelling juga menyebabkan terjadinya pembalikan massa air dimana air yang
berada di daeran hipolimion bisanya mengandung gas berbahaya bagi ikan serta
tidak mengandung oksigen.
Kurangnya pengetahuan serta
penanggulangan tentang masalah upwwlling pada kelompok budidaya ikan khususnya
pada pembudidaya ikan itu sendiri biasanya akan menyebabkan kerugian yang cukup
besar serta terjadi penurunan kualitas air pada daerah tersebut yang dapat
menyebabkan kemunduran mutu pada ikan budidaya serta pertumbuhan ikan tidak
seperti yang di harapkan. Menurut Nuitja dan Lenny (1997) di saat terjadinya
upwelling beberapa paremater fisika perairan berubah secara mendadak seperti
suhu, kecerahan, padatan, tersuspensi total dan padatan terlarut total.
Perubahan mendadak pada sifat kimia dan biolohi perairanpun terjadi, sehingga
sering mengakibatkan kematian populasi ikan dalam jumlah besar pada wadah
budidaya seperti kantung jaring apung.
Pembudidaya ikan sering kali
memanfaatkan perairan umum tanpa memperhatikan kualitas lingkungan dan tanpa
mengetahui paramaeter yang perlu di perhatinakan dalam kebutuhan budidaya.
Perairan umum mendapatkan air dari berbagai sumber serta tidak dapat di
pastikan bahwa air yang masuk ke perairan umum tersebut dalam keadaan bersih,
segar dan tidak tercemar. Biasanya pencemaran yang paling banyak pada perairan umum
berasal dari residu penggunaan pestisida dan insektisida oleh petani serta
limbah sisa pabrik yang berada di dekat aliran sungai. Kepedulian masyarakat
dalam membuang limbah menjadi salah satu masalah bagi perikanan budidaya dalam
pemanfaatan perairan umum terlebih kelompok budidaya ikan ini tidak pernah
perduli dengan hal tersebut sehingga kerugian serinterjadi.
Daftar Pustaka
Nuitja, I Nyoman., dan Lenny Stansye Syafei.1997.
Pengelolaan Lingkungan dan Ikan Kesehatan Ikan Segar.
Pujiastuti, Peni., Bagus Ismail dan Pranoto.2013.
Kualitas Dan Beban Pencemaran Perairan Waduk Gajah Mungkur.Jurnal Ekosains 1(1)
: 59-75
Hutabarat, Sahala., dan Stewart M. Evans.1985.
Pengantar Oceanografi. Universitas Indonesia Presss : Jakarta
No comments:
Post a Comment