Ketersediaan bahan-bahan yang di butuhkan oleh
makhluk hidup haruslah seimbang. Keneradaanya yang terlalu sedikit akan
mempengaruhi pertumbuhan makhluk hidup demikian pula dengan keberadaanya yang
terlalu banyak dan tidak terkontrol. Trace elemen yang ada di laut secara alami
keberadaanya telah di atur melalui siklus alam namun karena aktifitas manusia
biasanya jumlah dan konsentrasinya menjadi tidak seimbang. Menurut Ika (2012) Tingginya konsentrasi
besi di perairan diduga disebabkan oleh aktivitas manusia yang terjadi di
daratan yaitu buangan limbah rumah tangga yang mengandung besi dan korosi
pipa-pipa air yang mengandung logam besi. Peningkatan konsentrasi timbal juga
disebabkan karena adanya pengikisan batuan mineral akibat hempasan gelombang
dan angin serta pengkaratan kapal-kapal laut dan tiang-tiang pancang pelabuhan
yang mudah berkarat. Kelebihan zat besi bisa menyebabkan keracunan dimana
terjadi muntah, kerusakan usus, penuaan dini hingga kematian mendadak, mudah
marah, radang sendi, cacat lahir, gusi berdarah, kanker, cardiomyopathies,
sirosis ginjal, sembelit, diabetes, diare, pusing, mudah lelah, kulit
kehitam-hitaman, sakit kepala, gagal hati, hepatitis, hiperaktif, infeksi,
insomnia, sakit liver, masalah mental, rasa logam di mulut, myasthenia gravis,
nausea, nevi, mudah gelisah, dan iritasi, Parkinson, rematik, sikoprenia,
sariawan perut, sickle-cell anemia, keras kepala, strabismus, gangguan
penyerapan vitamin dan mineral, serta hemokromatin.
Menurut Musriadi (2014) Tembaga (Cu)
adalah logam yang paling beracun terhadap organisme laut selain merkuri dan
perak. Di alam dapat ditemukan dalam bentuk logam bebas, akan tetapi lebih
banyak ditemukan dalam bentuk persenyawaan atau sebagai senyawa padat dalam
bentuk mineral Dalam badan perairan laut, tembaga dapat ditemukan dalam bentuk
persenyawaan seperti CuCO3¯ dan CuOH¯ dan lain sebagainya. Adapun logam berat
dari aktivitas manusia berupa buangan sisa dari industri ataupun buangan rumah
tangga. Sebagai contoh adalah Cu, logam ini secara alamiah dapat masuk ke badan
perairan melalui pengompleksan partikel logam di udara karena hujan dan
peristiwa erosi yang terjadi pada batuan mineral yang ada di sekitar perairan.
Secara biologis Cu tersedia dalam bentuk Cu2 dan Cu3 dalam gram inorganik dan
kompleks inargonik. Perpindahan Cu dengan konsentrasi relative tinggi dari
lapisan tanah bumi ditentukan oleh cuaca, proses pembentukan tanah, pengairan,
potensial oksidasi reduksi, jumlah bahan organik di tanah dan derajat keasaman
(pH).
Menurut Musriadi (2014) Pembakaran bahan
bakar minyak oleh kapal-kapal merupakan sumbangan terbesar polusi timbal di
perairan. Logam berat timbal yang terkandung dalam bahan bakar sebagai anti
pemecah minyak (seperti Pb tertraethyl dan tetramethyl) ini
kemudian dilepaskan ke atmosfir melalui alat pembuangan asap dan bagian ini
kemudian terlarut dalam laut disamping itu, timbal (Pb) di laut tidak terlalu
beracun dibandingkan dengan jenis logam lainnya pada konsentrasi rendah (<
1000 ppb). Logam berat Pb yang masuk ke dalam lingkungan perairan akan
mengalami pengendapan, pengenceran dan dispersi, kemungkinan diserap oleh
organisme yang hidup di perairan tersebut. Pengendapan logam berat di suatu
perairan terjadi karena adanya anion karbonat hidroksil dan klorida. Logam
berat mempunyai sifat yang mudah mengikat bahan organik dan mengendap di dasar
10 perairan dan berikatan dengan partikel-pertikel sedimen, sehingga konsentrasi
logam berat dalam sedimen lebih tinggi dibanding dalam air. Organisme yang
terekspos logam berat Pb dengan konsentrasi rendah biasanya tidak mengalami
kematian, tetapi akan mengalami pengaruh sublethal, yaitu pengaruh yang terjadi
pada organisme tanpa mengakibatkan kematian pada organisme tersebut. Pengaruh
sublethal ini dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu menghambat (misalnya
pertumbuhan dan perkembangan, serta reproduksi), menyebabka terjadinya
perubahan morfologi, dan merubah tingkah laku organisme. Logam berat yang
dilimpahkan ke perairan, baik sungai ataupun laut, akan mengalami paling tidak
tiga proses, yaitu pengendapan, adsorpsi, dan absorpsi oleh organisme-organisme
perairan
Daftar Pustaka
Ika.2012. Analisis Logam Timbal (Pb) Dan Besi
(Fe) Dalam Air Laut Di Wilayah Pesisir Pelabuhan Ferry Taipa Kecamatan Palu
Utara. J. Akad. Kim. 1(4):
181-186.
Musriadi.2014. Akumulasi Logam Tembaga (Cu) Dan Timbal (Pb) Pada Karang Acropora
Formosa Dan Acropora Hyacinthus Di Pulau Samalona,
Barranglompo Dan Bonebatang, Kota Makassar.
No comments:
Post a Comment