Analisis Kandunga Oksigen Terlarut (DO)

Oksigen terlarut di dalam perairan merupakan kebutuhan yang sangat vital karena sangat mempengaruhi kehidupan biota air terutama dalam proses budidaya. Oleh karena itu, kajian mengenai kandungan oksigen dalam suatu perairan sangatlah penting untuk di lakukan. Oksigen terlarut dapat dianalisis atau ditentukan dengan 2 macam cara, yaitu :

1.      Metoda titrasi dengan cara WINKLER

Metoda titrasi dengan cara WINKLER secara umum banyak digunakan untuk
menentukan kadar oksigen terlarut. Prinsipnya dengan menggunakan titrasi iodometri. Sampel yang akan dianalisis terlebih dahulu ditambahkan larutan MnSO4 den NaOH - KI, sehingga akan terjadi endapan. Dengan menambahkan H2SO4 atan HCl maka endapan yang terjadi akan larut kembali dan juga akan membebaskan molekul iodium (I2) yang ekivalen dengan oksigen terlarut. Iodium yang dibebaskan ini selanjutnya dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan menggunakan indikator larutan amilum (kanji).

Adapun cara yang di gunakan dalam uji oksigen terlarut metode winkler adalah sebagai beriku :
a.       Ambil air sampel sebanyak 250 ml menggunakan botol BOD.
b.      Tambahkan larutan MnSO4 den NaOH – KI masing-masing sebanyak 1 ml secara bersamaan.
c.       Botol BOD di gojog sehingga akan timbul endapan berwarna putih
d.      Tambahkan larutan H2SO4 sebanyak 1 ml kemudian gojog dan akan timbul warna kuning.
e.       Ambil 50 ml larutan yang akan di uji menggunakan gelas ukur kemudian masukan ke dalam Erlenmeyer
f.        Titrasi menggunakan Na2S2O3 hingga larutan menjadi kuning muda.
g.       Tambahkan 1-2 tetes amilum sehingga larutan menjadi biru pekat
h.       Titrasi kembali larutan tersebut menggunakan Na2S2O3 hingga menjadi bening

2.      Metoda elektrokimia
Cara penentuan oksigen terlarut denganmetoda elektrokimia adalah cara langsung untuk menentukan oksigen terlarut dengan alat DO meter. Prinsip kerjanya adalah menggunakan probe oksigen yang terdiri dari katoda dan anoda yang direndam dalarn larutan elektrolit. Pada alat DO meter, probe ini biasanya menggunakan katoda perak (Ag) dan anoda timbal (Pb). Secara keseluruhan, elektroda ini dilapisi dengan membran plastik yang bersifat semi permeable terhadap oksigen. Reaksi kimia yang akan terjadi adalah :

Katoda : O2 + 2 H2O + 4- à 4 HO-
Anoda : Pb + 2 HO- à PbO + H20 + 2e-

Aliran reaksi yang terjadi tersebut tergantung dari aliran oksigen pada katoda. Difusi oksigen dari sampel ke elektroda berbanding lurus terhadap konsentrasi oksigen terlarut. Penentuan oksigen terlarut (DO) dengan cara titrasi berdasarkan metoda WINKLER lebih analitis apabila dibandingkan dengan cara alat DO meter. Hal yang perlu diperhatikan dalam titrasi iodometri ialah penentuan titik akhir titrasinya, standarisasi larutan tiosulfat dan pembuatan larutan standar kaliumbikromat yang tepat. Dengan mengikuti prosedur penimbangan kaliumbikromat dan standarisasi tiosulfat secara analitis, akan diperoleh hasil penentuan oksigen terlarut yang lebih akurat. Sedangkan penentuan oksigen terlarut dengan cara DO meter, harus diperhatikan suhu dan salinitas sampel yang akan diperiksa. Peranan suhu dan salinitas ini sangat vital terhadap akurasi penentuan oksigen terlarut dengan cara DO meter. Disamping itu, sebagaimana lazimnya
alat yang digital, peranan kalibrasi alat sangat menentukan akurasinya hasil penentuan. Berdasarkan pengalaman di lapangan, penentuan oksigen terlarut dengan cara titrasi lebih dianjurkan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Alat DO meter masih dianjurkan jika sifat penentuannya hanya bersifat kisaran.

No comments:

Post a Comment

 

Popular Posts

Blog Archive

About