Sebagai suatu bangsa bahari yang memiliki wilayah
laut luas dan dengan ribuan pulau besar dan kecil yang tersebar didalamnya, Indonesia
merupakan negara yang memiliki potensi besar di bidang perairan. Salah satu potensi
yang dimiliki indonesia adalah posisi indonesia yang strategis. Indonesia
terletak di garis katulistiwa yang menyebabkan indonesia memiliki iklim tropis.
Indonesia juga terletak diantara dua benua dan dua samudra yang membuat
perairan indonesia menjadi jalur transportasi antara kedua benua tersebut.
Kedua hal ini lah yang membuat indonesia berpotensi besar dalam bidang
perairan. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai
17508 pulau besar dan kecil dan 6000 diantaranya tidak berpenghuni. Wilayah
Indonesia terbentang antara 6° garis lintang utara dan 11°08’ garis lintang
selatan sepanjang 1.760 km, dan dari 95° sampai 140°45’ garis bujur timur serta
terletak antara dua benua yaitu benua asia dan benua australia/oceania. Posisi
ini mempunyai pengaruh yang sangat strategis terhadap kebudayaan, sosial,
politik, dan ekonomi bahkan keamanan indonesia. Wilayah indonesia terbentang
sepanjang 6400km antar samudra hindia dan samudra pasifik. (Kodoatie dan
Roestam, 2010) Sangat banyak potensi yang ada di perairan indonesia. Berikut
ini adalah beberapa potensi.
1. Sumberdaya
tersebut dapat pulih (ikan dan biota lainnya, terumbu karang, hutan mangrove,
pulau-pulau kecil)
Betapa potensial sekali negeri
ini, apalagi jika ditengok dari potensi kelautannya. Jika dilihat dari letak
geografis dan garis lintang serta bujur, Indonesia adalah surga bagi ikan-ikan.
Oleh karena itu sebagian besar produksi ikan di indonesia berasal dari hasil
tangkapan nelayan kemudian sisanya berasal dari budidaya.
Perairan indonesia memiliki
suatu karakteristik fauna tropis yang luar biasa. Dewasa ini, periran
indonesia, diketahui terdapat sekitar 2.500 spesies ikan, dan sebanyak 75%
produksi ikan indonesia merupakan hasil dari penangkapan, serta sisanya
merupakan hasil dari kegiatan budidaya. lebih dari 90% penangkapan ikan di
perairan darat (sungai, danau, dan lain-lain) berada di daerah kalimantan,
sumatra, sulawesi. Adapun jenis-jenis ikan yang dibudidayakan di tambak air
payau maupun air tawar, banyak terdapat di jawa. (Murtidjo, 2006)
Selain itu potensi pesisir yang
dimiliki Indonesia berupa keanekaragaman hayati dan non-hayati. Wilayah pesisir
sendiri dibagi menjadi dua, yaitu ekosistem yang tidak tergenang air dan
ekosistem yang tergenang air. Banyak sekali potensi dalam kedua ekosistem
tersebut. Salah satunya dalam ekositem yang tergenang air terdapat beragam
biota laut yang hidup dan dapat dibudidayakan. Selain untuk kegiatan budidaya,
potensi wilayah pesisir juga dapat digunakan segabai tempat wisata yang bernuansa
alam.
Wilayah pesisir merupakan wilayah yang unik dengan karakter yang spesifik.
Artinya bahwa wilayah pesisir merupakan wilayah yang sangat dinamis dengan
perubahan-perubahan biologis, kimiawi dan geologis yang sangat cepat. Ekosistem
Wilayah pesisir terdiri dari terumbu karang, hutan bakau, pantai dan pasir,
estuari, lamun yang merupakan pelindung alam dari erosi, banjir dan badai serta
dapat berperan dalam mengurangi dampak polusi dari daratan ke laut. Disamping
itu wilayah pesisir juga menyediakan berbagai jasa lingkungan dan sebagai
tempat tinggal manusia, dan untuk sarana transportasi, tempat berlibur atau
rekreasi (Rudianto, 2014)
2. Sumber daya tidak dapat pulih (minyak dan
gas, bahan tambang dan mineral).
Minyak dan gas bumi merupakan
bahan tambang yang sangat bernilai ekonomis sebagai salah satu sumber devisa
negara. Jenis barang tambang sumber energi dan bahan bakar ini berasal dari
mikroorganisme plankton, seperti radiola, poraminifera, globigerina, dan diantomea
yang hidup di wilayah periran laut dangkal berjuta tahun yang lalu. Minyak di
indonesia terletak di lapisan batuan sedimen yang terbentuk pada zaman tertier
sekitar 600 ribu – 70 juta tahun yang lalu. (Utoyo, 2007)
Wilayah laut kita kaya akan
sumber energi seperti minyak bumi dan gas offshore. Potensi minyak bumi
dan gas offshore ini 70% dari total keseluruhan berasal dari laut.
Terdapat sebanyak 40 dari 60 cekungan potensial yang mengandung minyak bumi dan
gas yang terletak di lepas pantai.
Operasi eksplorasi dan produksi
yang efektif dan efsien membutuhkan penggunaan teknologi dan prosedur yang
tepat. Berbagai contoh menunjukkan bahwa aspek teknis menentukan komersialitas
dan keefsienan eksploitasi suatu akumulasi gas bumi. Sebagai contoh adalah lapangan
Abadi yang berlokasi di laut Arafura yang dalam dan jauh dari daratan.
Disebabkan ukurannya yang besar maka dimungkinkan untuk memproses gas menjadi
gas alam cair (liquifed natural gas, LNG) dengan fasilitas terapung yang
padat teknologi. Pengembangan secara relatif simultan dari beberapa lapangan
sekaligus (Bangka, Gehem, Gandang, Maha, dan Gendalo) di perairan dalam
(kedalaman antara 975 m dan 1700 m) selat Makassar dapat menjadi contoh lain. (Widarsono,
2013)
3. Garam
Garam merupakan komoditas yang sangat penting bagi kehidupan. Garam itu
sendiri adalah sejenis mineral yang dapat membuat rasa asin. Biasanya garam
dapur yang tersedia secara umum adalah Natrium klorida (NaCl) yang dihasilkan
oleh air laut. Proses pembuatan garam secara tradisional bisa dibilang ada dua
jenis yaitu dengan metode penguapan dengan sinar matahari di tambak – tambak
garam dan dengan cara teknik perebusan (garam rebus). Disamping sebagai bahan
masakan yang wajib dimiliki, garam pula dapat berpotensi sebagai salah satu
sumber penghasilan Negara. Industri garam juga dapat membantu perekonomian
negara.
Sebagai negara kepulauan,
indonesia memiliki kekayaan laut yang berlimpah, termasuk garam (NaCl) yang
diproduksi dari laut. Garam merupakan produk laut yang banyak dipakai sebagai
bahan konsumsi maupun bahan baku industri. Sentra produksi garam di indonesia
terletak di pulau jawa dan madura, dimana 87% dari seluruh luas areal
peggaraman terdapat di daerah ini. (Sembiring dan Ahkam, 2007)
Di samping garam, potensi laut
yamg masih belum dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat negri ini adalah
ekstrak cair sisa dari pembuatan garam. Biasanya limbah ini langsung dibuang
kelaut. Namun sebenarnya limbah ini kaya akan mineral dan dapat diproduksi
lebih lanjut. Di Negara-negara maju, limbah ini di proses dan dijual dengan
kisaran harga yang tinggi.
Dalam proses pembuatan
kristal-kristal garam diperoleh limbah pembuatan garam sebagai limbah cair yang
langsung dibuang ke laut. Cairan kaya mineral setelah diekstraksi garam tersebut
dikenal dengan nama “Sari Air Laut (SAL)” atau dijepang dikenal dengan nama
nigari dan dinegara barat seperti amerika serikat dan australia dikenal dengan
sebutan bittern. Selama ini, para petani garam di indonesia beranggapan bahwa
limpasan air garam tersebut (disebut air tuah) tidak ada nilainya sehingga
dibuang begitu saja. Padahal SAL tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku
pembuatan ekstrak suplemen minuman (SAL pekat), meskipun masih diperlukan uji
kandungan unsur kimia yang terdapat di dalamnya dan memerlukan pemprosesan
lebih lanjut. Dengan demikian, limbah tersebut dapat menjadi komonditi yang
mempunyai nilai jual tinggi. Di amerika serikat dan jepang, SAL yang dikemas
dalam botol ukuran 200ml dan dijual dengan harga US$ 9,95 dan setiap liter
berharga sekitar US$ 50. (Sembiring/ dan Ahkam, 2007)
4. Energi kelautan (gelombang, pasang surut,
Ocean Thermal Energy Conversion, angin)
Potensi yang dimiliki dari hasil
energy terbarukan ini mencapai US$ 80.000.000.000/ tahun. Alangkah sayang jika
potensi yang dimiliki ini disiakan begitu saja. Energy terbarukan dari potensi
laut yang Negara Indonesia miliki ini berupa energy arus laut, energy pasang
surut, energy gelombang laut, energy biofuel alga dan energy panas laut. (Eko,
2014)
5. Jasa lingkungan (media transportasi,
komunikasi, iklim, keindahan alam, penyerap limbah).
Dari transportasi laut ini,
potensi yang dimiliki merupakan sarana yang efektif bagi masyarakat menengah
untuk berpindah dari tempat satu ke tempat lainya. Potensi yang dimiliki oleh
transportasi laut ini setidaknya menyumbang US$ 90.000.000.000/ tahun.
Sedangkan dalam hal industri jasa di bidang maritim ini, banyak sekali potensi
yang dapat dimanfaatkan. Tidak seperti potensi lainya, industry jasa maritim di
Negara Indonesia ini cukup diperhatikan oleh dunia. Dengan omzet US$
72.000.000.000.000/ tahun industri yang dapat menguntungkan di bidang maritim
ini. (Eko, 2014)
Daftar Pustaka
Eko, Guman. 2014. Kekayaan Dan
Potensi Dari Sumber Daya Kelautan Di Indonesia. (http://writing-contest.bisnis.com/artikel/read/20140401/380/215203/kekayaan-dan-potensi-dari-sumber-daya-kelautan-di-indonesia-,
diakses pada 31 Desember 2014).
Keputusan Mentri Kelautan dan
Perikanan RI, No. KEP/45/MEN/2011, tentang Estimasi Potensi Sumberdaya Ikan di
Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara RI.
Kementerian Kelautan dan
Perikanan. 2011. Kelautan dan Perikanan Dalam Angka 2011.
Rudianto. 2014. Analisis Restorasi Ekosistem Wilayah Pesisir
Terpadu Berbasis Co-Management: Studi Kasus di Kecamatan Ujung Pangkah
dan Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik. Research Journal Of Life Science. Vol
01 (01).
Widarsono, Bambang. 2013.
Cadangan dan Produksi Gas Bumi Nasional: Sebuah Analisis atas Potensi dan
Tantangannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi
“LEMIGAS”. Jakarta.
No comments:
Post a Comment