Batuan metamorf (atau batuan malihan) adalah
salah satu kelompok utama batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan
dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu
proses yang disebut metamorfisme, yang berarti "perubahan bentuk".
Protolith yang dikenai panas (lebih besar dari 150 °Celsius) dan tekanan
ekstrem akan mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang besar. Protolith
dapat berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih
tua. Beberapa contoh batuan metamorf adalah gneis, batu sabak, batu marmer, dan
skist.
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak
Bumi dan digolongkan berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral
(fasies metamorf) Mereka terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang
besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga
terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan
terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.
Batuan metamorf memiliki beragam karakteristik.
Karakteristik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam pembentukan batuan
tersebut ;
·
Komposisi mineral batuan asal
·
Tekanan dan temperatur saat proses metamorfisme
·
Pengaruh gaya tektonik
·
Pengaruh fluida
Pada pengklasifikasiannya berdasarkan struktur,
batuan metamorf diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
1.
Foliasi, struktur planar pada batuan metamorf sebagai
akibat dari pengaruh tekanan diferensial (berbeda) pada saat proses
metamorfisme.
2. Non
foliasi, struktur batuan metamorf yang tidak memperlihatkan penjajaran
mineral-mineral dalam batuan tersebut.
Jenis-Jenis Metamorfisme
Metamorfisme Kontak/Termal
Metmorfisme ini faktor dominannya ialah temperatur
tinggi. Tekanan confining (tekanan yang pengaruhnya sama besar ke
semua permukaan benda) juga berpengaruh, namun tidak signifikan. Kebanyakan
terjadi < 10 km di bawah permukaan Bumi. Metemorfisme kontak terjadi pada
batuan intrusi jika ada magma yang mengintrusi batuan tersebut. Prosesnya menghasilkan
efek yang dikenal dengan sebutan baking effect. Zona kontak ini
(disebut aureole) tidak terlalu luas, hanya sekitar 1 – 100 meter. Karena
tekanan diferensial (tekanan yang pengaruhnya tidak sama besar ke semua
permukaan benda) juga tidak terlalu signifikan, batuan metamorf yang terbentuk
biasanya tidak terfoliasi.
Metamorfisme Regional/Dinamotermal
Metemorfisme ini terjadi pada kedalaman yang
signifikan yakni > 5 km. Batuan jenis ini merupakan yang paling banyak
tersingkap di permukaan. Biasanya pada dasar pegunungan yang bagian atasnya
tererosi. Batuan dari proses ini kebanyakan terfoliasi, menandakan tingginya
tingkat tekanan diferensial (akibat gaya tekonik). Temperatur saat terjadi
proses ini bervariasi, tergantung oleh kedalaman dan kehadiran badan magma.
Kehadiran mineral indeks dapat menentukan tingkat tekanan dan temperatur proses
rekristalisasi. Contohnya: schisthijau dan batuschist yang mengandung mineral
klorit, aktinolit, dan plagioklas kaya sodium, terbentuk pada P & T lebih
rendah; sedangkan amphibolit yang mengandung hornblende, plagioklas feldspar,
dan terkadang garnet, terbentuk pada P & T lebih tinggi.
Macam-macam Batuan Metamorfisme
1. Slate
Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari
proses metamorfosisme batuan sedimen Shale atau Mudstone (batulempung) pada
temperatur dan suhu yang rendah. Memiliki struktur foliasi (slaty cleavage) dan
tersusun atas butir-butir yang sangat halus (very fine grained).
Asal
: Metamorfisme Shale dan Mudstone
Warna
: Abu-abu, hitam, hijau, merah
Ukuran butir
: Very fine grained
Struktur
: Foliated (Slaty Cleavage)
Komposisi
: Quartz, Muscovite, Illite
Derajat metamorfisme : Rendah
Ciri khas
: Mudah membelah menjadi lembaran tipis
2. Filit
Merupakan batuan metamorf yang umumnya tersusun atas
kuarsa, sericite mica dan klorit. Terbentuk dari kelanjutan proses
metamorfosisme dari Slate.
Asal
: Metamorfisme Shale
Warna
: Merah, kehijauan
Ukuran butir
: Halus
Stuktur
: Foliated (Slaty-Schistose)
Komposisi
: Mika, kuarsa
Derajat metamorfisme : Rendah – Intermediate
Ciri khas
: Membelah mengikuti permukaan gelombang
3. Gneiss
Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil
metamorfosisme batuan beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam
Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika
dan amphibole.
Asal
: Metamorfisme regional siltstone, shale, granit
Warna
: Abu-abu
Ukuran
butir
: Medium – Coarse grained
Struktur
: Foliated (Gneissic)
Komposisi
: Kuarsa, feldspar, amphibole, mika
Derajat
metamorfisme : Tinggi
Ciri
khas
: Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan lapisan tipis kaya
amphibole dan mika.
4. Sekis
Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang
mengandung lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya
terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal
yang mengkilap.
Asal
: Metamorfisme siltstone, shale, basalt
Warna
: Hitam, hijau, ungu
Ukuran butir
: Fine – Medium Coarse
Struktur
: Foliated (Schistose)
Komposisi
: Mika, grafit, hornblende
Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
Ciri
khas
: Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat kristal garnet
5. Marmer
Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan
panas sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun
dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.
Asal
: Metamorfisme batu gamping, dolostone
Warna
: Bervariasi
Ukuran butir
: Medium – Coarse Grained
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Kalsit atau Dolomit
Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi
Ciri khas
: Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat fosil, bereaksi
dengan HCl.
6. Kuarsit
Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan
kuat. Terbentuk ketika batupasir (sandstone) mendapat tekanan dan temperatur
yang tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir
kuarsa mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada
batupasir terhapus oleh proses metamorfosis .
Asal
: Metamorfisme sandstone (batupasir)
Warna
: Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah
Ukuran butir
: Medium coarse
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Kuarsa
Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
Ciri khas
: Lebih keras dibanding glass
7. Milonit
Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk
oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok yang mengakibatkan
pengurangan ukuran butir-butir batuan. Butir-butir batuan ini lebih halus dan
dapat dibelah seperti schistose.
Asal
: Metamorfisme dinamik
Warna
: Abu-abu, kehitaman, coklat, biru
Ukuran butir
: Fine grained
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas
: Dapat dibelah-belah
8. Filonit
Merupakan batuan metamorf dengan derajat
metamorfisme lebih tinggi dari Slate. Umumnya terbentuk dari proses
metamorfisme Shale dan Mudstone. Filonit mirip dengan milonit, namun memiliki
ukuran butiran yang lebih kasar dibanding milonit dan tidak memiliki orientasi.
Selain itu, filonit merupakan milonit yang kaya akan filosilikat (klorit atau
mika)
Asal
: Metamorfisme Shale, Mudstone
Warna
: Abu-abu, coklat, hijau, biru, kehitaman
Ukuran butir
: Medium – Coarse grained
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Beragam (kuarsa, mika, dll)
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas
: Permukaan terlihat berkilau
9. Serpetinit
Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau
lebih mineral serpentine dimana mineral ini dibentuk oleh proses serpentinisasi
(serpentinization). Serpentinisasi adalah proses proses metamorfosis temperatur
rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan batuan
ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit.
Asal
: Batuan beku basa
Warna
: Hijau terang / gelap
Ukuran butir : Medium grained
Struktur
: Non foliasi
Komposisi : Serpentine
Ciri khas
: Kilap berminyak dan lebih keras dibanding kuku jari
10. Hornfels
Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone
mengalami metamorfosis oleh temperatur dan intrusi beku, terbentuk di dekat
dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil. Hornfels bersifat padat
tanpa foliasi.
Asal
: Metamorfisme kontak shale dan claystone
Warna
: Abu-abu, biru kehitaman, hitam
Ukuran butir
: Fine grained
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Kuarsa, mika
Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak
Ciri khas
: Lebih keras dari pada glass, tekstur merata
No comments:
Post a Comment