Sterelisasi Alat dan Pembuatan Larutan Antiseptik

Mikroorganisme terdapat di mana-mana, seperti pada tanah, debu, udara, air, makanan ataupun permukaan jaringan tubuh kita. Keberadaan mikroorganisme tersebut ada yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, tetapi banyak pula yang merugikan untuk manusia misalnya dapat menimbulkan berbagai penyakit atau bahkan dapat menimbulkan kerusakan akibat kontaminasi mikroorganisme (Ariyadi dan Dewi, 2010).

Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak kerusakan. Pengendalian mikroorganisme ditujukan untuk mencegah penyebaran penyakit, membasmi mikroorganisme pada inang, serta mencegah pembusukan dan kerusakan bahan. Mikroorganisme dapat dihambat atau dibunuh secara fisik dan kimia. Secara fisik melalui suhu, tekanan, radiasi dan penyaringan, misalnya sterilisasi, pembakaran atau sanitasi. Secara kimia melalui perubahan komposisi molekul misalnya dengan senyawa - senyawa fenolik, alkohol, klor, iodium dan etilen oksida. Keefektifan zat antimikrobial tergantung konsentrasi, jumlah dan jenis mikroorganisme, suhu, bahan organik terlarut dan pH. Sumber kontaminasi dapat berasal dari eksplan tumbuhan, organisme kecil yang masuk ke dalam media, alat yang tidak steril dan lingkungan kerja yang kotor. Sehingga harus dilakukan sterilisasi lingkungan kerja, alat-alat, media dan bahan tanaman. Sterilisasi media yang terlalu lama menyebabkan degradasi vitamin dan asam-asam amino, inaktivasi sitokinin zeatin riboside dan perubahan pH yang mengakibatkan depolimerisasi agar (Susilowati dan Listyawati, 2001).

Setil alkohol merupakan salah satu senyawa golongan alkohol rantai panjang atau sering disebut fatty alcohol karena diperoleh dari turunan asam lemak. Beberapa fatty alcohol dengan rantai karbon lebih dari 17 memiliki aktivitas antibakteri terhadap Stappylococcus aureus. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai sifat antibakteri yang mungkin dimiliki setil alkohol (C16) sebagai zat antara dalam sintesis cetyl pyridinium chlorie, suatu agen antibakteri, terhadap Stappylococcus aureus dan Escherichia coli (Nufailah et al., 2010).

No comments:

Post a Comment

 

Popular Posts

Blog Archive

About