Hewan porifera pada kelas Hexatinellida merupakan karang dengan spikula tubuh yang tersusun dari zat kersik dengan 6 cabang. Banyak di temukan di laut dalam terutama di samudra antartika. Hexactinellida hidup secara sessile / menetap. Bahkan larvanya pun tampaknya tidak menunjukkan gerakan, tidak seperti spons lainnya, hexactinellida tidak berkontraksi ketika dirangsang. Kelas hexatinellida ini sering disebut sponge gelas atau porifera kaca (Hyalospongiae) karena bentuknya yang seperti tabung atau gelas piala. Tubuh berbentuk silinder atau corong, tidak memiliki permukaan epitel. Contoh anggota kelas ini adalah Pheronema sp., Euplectella aspergillum., Regadrella sp.
Hexactinellida atau sering disebut sponge kaca tersebar di seluruh dunia dengan semua sponge kaca yang berdiri tegak dan memiliki struktur khusus di pangkalnya untuk melekat kuat pada dasar laut. Secara morfologi bentuknya radial simetris, biasanya silinder, tetapi ada juga yang berbentuk cangkir, guci, atau bercabang. Ketinggian rata-rata hexactinellida adalah antara 10 dan 30 cm, tetapi beberapa dapat tumbuh menjadi cukup besar. Hexactinellida memiliki rongga sentral yang luas (atrium) dimana air melewati rongga tersebut, spikula yang berbentuk seperti anyaman topi yang rapat melapisi osculum pada beberapa spesies. Hexactinellida kebanyakan memiliki warna yang pucat. Sponge kaca paling mirip dengan sponge syconoid, tetapi sponge kaca terlalu banyak berbeda secara internal dibandingkan dengan syconoid.
Sponge hexatinellida dapat dengan mudah dibedakan dengan sponge lainnya dengan pemeriksaan morfologinya. Kerangka hexactinellida seluruhnya terbuat dari silika. Spikula yang mengandung silika ini umumnya terdiri dari tiga duri perpendicular (oleh karena itu mereka memiliki enam titik, sehingga mereka disebut sebagai hexactine), yang pada umumnya menyatu, sehingga membuat hexactinellids memiliki kekakuan struktural yang berbeda dari sponge lainnya. Bagian yang tegang di antara spikula jaringan syncytial yang besar dari sel-sel tubuh yang lembut. Air memasuki tubuh melalui ruang di dalam untaian syncytial. Di dalam syncytia terdapat unit fungsional mirip dengan koanosit yang ditemukan pada sponge lainnya, tetapi unit-unit ini sangatlah kekurangan inti sel, sehingga lebih sering disebut sebagai collar bodies daripada collar cells. Hexactinellida berflagella, pergerakan dari flagela merekalah yang menyebabkan aliran air melewati sponge ini. Di dalam syncytia ada sel fungsional sebanding dengan archaeocytes yang ada pada sponge lainnya, tetapi sel-sel ini tampaknya memiliiki mobilitas yang terbatas. Hexactinellida kekurangan miosit, sehingga tidak mampu berkontraksi. Sementara Hexactinellid tidak memiliki struktur saraf, mereka mengirimkan sinyal-sinyal listrik di seluruh tubuh melalui jaringan lunak syncytial.
Reproduksi sponge jenis ini saat ini masih dalam penelitian karena masih banyak dari kelas hexatinellida ini masih belum banyak di ketahui. Dari yang sudah di ketahui reproduksinya yaitu sperma dari jantan ditransfer ke betina melalui air, dan kemudian harus membuat jalan sendiri menuju ke sel telur. Setelah pembuahan, larva diinkubasi selama waktu yang relatif lama, bahkan hingga membentuk spikula dasar sebelum dilepaskan sebagai larva parenchymella. Hal ini berbeda dari larva sponge lainnya yang jarang memiliki flagela atau alat gerak lainnya. Setelah larva menempel di dasar laut, larva bermetamorfosis, dan sponge dewasa mulai tumbuh. Hexactinellids merupakan sponge yang mudah berkembangbiak.
Hexactinellida mencari makan murni dengan cara filter feeder. Sponge hidup pada material detritus makroskopik, mengkonsumsi bahan selular, bakteri, dan partikel abiotik yang sangat kecil. Partikel kecil diambil ke dalam melalui arus yang diciptakan oleh collar bodies, partikel tersebut diserap pada saat melalui saluran di dalam sponge. Collar bodies dilapisi dengan microvili yang menjebak makanan, dan kemudian melewati vakuola melalui collar bodies menuju ke dalam syncytia. Archaeocytes di antara helai syncytial bertanggung jawab untuk distribusi dan penyimpanan makanan. Archaeocytes kemungkinan juga bertanggung jawab pada beberapa hal untuk menangkap makanan. Hexactinellida tampaknya kurang selektif terhadap makanan yang mereka telan (setiap makanan yang cukup kecil untuk menembus syncytium dicerna oleh mereka). Karena mereka meiliki sedikit membaran luar dan kurangya ostia, hexactinellida tidak dapat mengkontrol seberapa banyak air yang melewati tubuh mereka. Diyakini bahwa stabilitas lingkungan perairan dalam memungkinkan hexactinellids untuk bertahan meskipun kekurangan dalam hal ini.
Porifera kelas hexatinellida ini memiliki klasifikasi sebagai berikut :
1. Ordo Lyssacinosida
2. Ordo Lychniscosida
3. Ordo Hexactinosida
4. Ordo Aulocalycoida
5. Ordo Amphidiscosa
No comments:
Post a Comment