Pemanasan
global adalam mengingkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut dan darat bumi.
Pemanasan global terjadi karena naiknya kadar CO2 di atmosfer karena
berbagai hal. Pemanasan global yang terjadi belakangan ini banyak mengakibatkan
perubahan iklim maupun cuaca. Meningkatnya suhu global
diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya
permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta
perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain
adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai
jenis hewan.
Pada dunia perikanan perubahan iklim maupun anomali
cuaca, mencairnya es di kutub serta naiknya permukaan air laut akibat pemanasan
global mengakibatkan dampak buruk pada dunia perikanan. Secara umum dampak
pemanasan global bagi dunia perikanan adalah sebagai berikut :
1.
Konsentrasi
CO2 atmosfer naik merangsang fotosintesis & ganggu efisiensi penggunaan air
2.
Suhu
laut naik mendisrupsi pola breeding ikan, kurangi tumbuhnya plankton, kurangi
pakan ikan, & dorong migrasi ikan ke lautan utara
3.
Naiknya
muka laut meneggelamkan kawasan pesisir & intrusi laut ke air tanah. Angin
topan masuk daratan lebih dalam
4.
Berbagai
jenis ikan bermigrasi dalam jarak yang jauh, melintasi berbagai perairan
(negara). Hal ini menimbulkan isu pengelolaan lintas-batas, kontrol dan
pemanfaatan, yang kesemuanya dipicu oleh faktor-faktor lingkungan alami.
5.
Tidak
seperti sebagian besar hewan darat, semua spesies perairan untuk konsumsi
manusia adalah poikilotermik (artinya suhu tubuhnya bervariasi tergantung pada
suhu sekitarnya). Akibatnya, perubahan suhu habitat secara nyata akan
mempengaruhi metabolisme, dan tentu saja laju pertumbuhan, produksi total,
musim reproduksi, serta kepekaan terhadap penyakit dan racun.
6.
Perubahan
iklim (terutama variasi suhu) akan berdampak lebih kuat terhadap distribusi
daerah tangkapan ikan dan aktivitas budidaya ikan, serta terhadap keseluruhan
produktivitas dan hasilnya.
7.
Menurunya
produksi ikan secara alami dan menurunya jumlah tangkapan ikan
8.
Rusaknya ekosistem terumbu karang. CO2 yang masuk kedalam
laut akan membuat laut semakin asam. Hal ini akan membuat pH air laut turun dan
juga menurunkan konsentrasi ion karbonat. Berkurangnya ion karbonat akan
menurunkan kemampuan karang untuk membangun kerangka dan struktur kerang tulang
punggung gugusan koral. Perubahan suhu laut yang mendadak dapat berdampak
negatif, yaitu menurunnya kualitas hingga kerusakan ekosistem laut dan pesisir
seperti pemutihan (bleaching) terumbu karang dan kematian budidaya
pesisir. Suhu optimum untuk pertumbuhan terumbu karang adalah 25°C-29°C.
Peningkatan suhu permukaan laut antara 1°C hingga 2°C biasanya akan diikuti
oleh bleaching pada koloni yang tidak tahan terhadap perubahan
lingkungan
9.
Terancam
punahnya beberapa organisme laut seperti hiu dan anjing laut. Punahnya kedua
organisme tersebut akan mengganggu keseimbangan ekosistem laut.
10.
Penurunan
nilai salinitas perairan laut. Sejak akhir tahun 1960-an, sebagian besar air
Samudra Atlantik Utara menjadi kurang asin. Penyebabnya adalah peningkatan
jumlah air tawar yang masuk ke laut akibat pemanasan global. Penambahan volume
air laut akibat mencairnya es juga akan menurunkan nilai salinitas.
Selain hal tersebut, pemanasan global dan perubahan iklim dapat pula
mengakibatkan perubahan-perubahan antara lain :
Perubahan musiman serta jangka panjang pada ekosistem laut:
1.
Upwelling bisanya terjadi ketika angin berhembus
disepanjang garis pantai
2.
Massa air
dari laut dalam menuju ke permukaan
3.
Massa air ini biasanya dingin dan banyak
nutrient
4.
Secara nyata meningkatkan produktivitas
kehidupan laut
5.
Sebagian besar ikan di dunia berasal dari
tempat-tempat di mana terdapat upwelling
Perubahan skala besar ekosistem:
1.
Berkurangnya stok perikanan
2.
Eutrofikasi – kesuburan perairan berlebihan
3.
Kontaminasi zat beracun
4.
Spesies eksotik dan invasive
5.
Pertumbuhan alga yang berbahaya
Dampak perubahan iklim secara fisik dan ekologis terhadap ekosistem perairan laut dan darat serta sumberdaya ikan:
A. Perubahan
lingkungan fisik
1. Perairan
laut cenderung terkena dampak El-Nino dan La-Nina serta proses iklim lainnya.
Lautan cenderung menghangat, meskipun berbeda secara geografis dan variabilitas
siklus sepuluh tahunannya. Penghangatan umumnya lebih intensif terjadi pada air
permukaan.
2. Perubahan
salinitas lautan; salinitas meningkat di dekat permukaan laut pada wilayah
dengan evaporasi yang intensif (ITCZ), sedangkan pada lintang tinggi cenderung
menurun akibat tingginya presipitasi, runoff, pencairan es, dan adveksi.
3. Lautan
cenderung lebih masam (pH turun) mungkin akibat rusaknya batuan koral dan
berkurangnya organisme pembawa kalsium
B. Perairan
air tawar (Inland waters)
1. Sejauh
ini hanya ada kecenderungan penghangatan beberapa danau besar sejak 1960. Danau
di Afrika lebih terkena dampaknya mengingat peningkatan suhu atmosfer di atas
daratan yang lebih tinggi dibanding rataan global dan curah hujan yang
diprediksi menurun.
2. Demikian
pula, daerah rawa dan sungai dangkal akan peka terhadap perubahan suhu dan
presipitasi, dan ketinggian air mungkin akan menurun sampai titik terrendah
selama musim kering.
3. Peningkatan
suhu dapat memicu stratifikasi danau dan cadangan air yang lebih kuat, lebih
dini, dan lebih lama, dan jika tidak kembali ke semula maka akan terjadi
de-oksigenasi pada lapisan dasar.
4. Secara
umum, peningkatan suhu global 1°C sehng dikaitkan dengan 4% peningkatan run-off
sungai. Perubahan juga diramalkan terjadi pada meluasnya cakupan daerah banjir,
waktu dan lamanya banjir.
C. Perubahan
dalam fungsi Biologis (fish stocks)
1. Marine
waters (Perairan laut)
a. Meskipun
perbedaan besar terdapat dalam skala regional, sebagian besar model meramalkan
adanya penurunan produksi primer di laut dan samudra; komposisi fitoplankton
yang semakin mengecil akan mengubah rantai atau jejaring makanan (food web)
secara umum.
b. Perubahan
dalam penyebaran ikan sebagai tanggapan terhadap vahasi ikiim telah dan akan
terus terjadi. Perubahan paling cepat terjadi pada pelagic species. Reaksi
terhadap pemanasan global adalah ekspansi spesies ikan terbiasa pada air hangat
(warmer-water species) dengan mendesak ikan yang terbiasa di air dingin
(colder-water species) munuju ke arah kutub.
2. Inland
waters (perairan darat/airtawar)
a. Secara
umum perubahan suhu berpengaruh negatif terhadap cold-water species dan
berpengaruh positif terhadap warm-water species di wilayah utara dan di wilayah
selatan terjadi sebaliknya. Kemelimpahan {abundance) dan keanekaragaman
(species diversity) ikan sungai diketahui sensitif terhadap perubahan ikIim,
misalnya rendahnya permukaan air di musim kering dapat menggagalkan
perkembangbiakan ikan. Kasus lain, waktu terjadinya banjir merupakan faktor
kritis sebagai pemicu fisiologis yang mendorong ikan salmon bermigrasi dan
melepaskan telurnya saat air melimpah sehingga telur dan larvanya dapat
bergerak menuju areal pemijahan di daerah hilir.
No comments:
Post a Comment