Belut merupakan salah satu ikan konsumsi air tawar
yang biasanya di temukan di sawah-sawah atau di areal yang berlumpur, saat ini
masih banyak orang yang memanfaatkan belut hasil tangkapan mereka dari sawah
untuk di jual. Padahal teknik pembudidayaan belut sudah di gunakan oleh petani belut untuk menghasilkan belut dalam
jumlah yang banyak dan dengan kualitas yang bagus. Pembudidayaan belut tentunya
lebih menguntungkan karena dapat memanen belut tanpa mengenal musim serta
mempermudah dalam proses penangkapanya. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan
hal ini membuat masyarakat kebanyakan masih mengandalkan hasil tangkapan belut
untuk di jual di pasaran.
Selain ketidak tahuan masyarakat dalam teknik
pembudidayaan belut, rendahnya minat masyarakat untuk mengkonsumsi belut juga
sangat berpengaruh pada rendahnya kuantitas belut yang dapat terjual di
pasaran. Masyarakat lebih banyak mengkonsumsi daging ayam ataupun kambing untuk
konsumsi sehari-hari, padahal jumlah kandungan gizi belut lebih besar di
bandingkan dengan daging ayam maupun kambing. Selain dari kandungan protein
yang lebih tinggi, belut juga lebih sehat karena memiliki kolesterol yang lebih
rendah. Di tinjaau dari segi harganya, belut relative lebih murah dibandingkan
dengan daging ayam, kambing maupun sapi. Sehingga belut merupakan pilihan yang
tepat untuk di jadikan konsumsi sehari-hari. Oleh karena itu selain di jual
dalam bentuk segar, belut harus dapat di olah menjadi makanan yang lebih
menarik supaya penjualan belut dapat meningkat dan merangsang petani belut
untuk meningkatkan produksinya.
Teknik Pembudidayaan Belut
Pembudidayaan
belut tergolong mudah, seperti menurut Prihatman (2000) yang menyatakan Secara
klimatologis ikan belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis
yangspesifik. Ketinggian tempat budidaya ikan belut dapat berada di dataran
rendah sampai datarantinggi. Begitu pula dengan kelembaban dan curah hujan
tidak ada batasan yang spesifik. Kualitasair untuk pemeliharaan belut harus
bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahankimia beracun, dan
minyak/limbah pabrik. Kondisi tanah dasar kolam tidak beracun. Suhu udara/temperatur
optimal untukpertumbuhan belut yaitu berkisar antara 25-310o C.
Pada prinsipnya kondisi perairan adalah air yang harus bersih dan kaya
akan osigen terutama untuk bibit/benih yang masih kecil yaitu ukuran
1-2 cm. Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya belut dewasa tidak
memilih kualitas air dan dapat hidup di air yang keruh.
Teknik pembudidayaan belut dapat dilakukan dengan berbagai
cara, salah satu yang praktis adalah dengan menggunakan media ember atau drum.
Namun media yang digunakan dapat bermacam-macam tergantung dari kemampuan
petani belut dalam membudidayakanya. Cara membudidayakan belut adalah sebagai
berikut:
a.
Pembuatan
Media Budidaya
Media yang di gunakan dapat mengguanakan tong, drum ataupun
bak beton, langkah yang di lakukan adalah dengan mempersiapkan bahan seperti
misalnya jerami, pelepah pisang lumpur dan decomposer. Langkah pertama potong
kecil-kecil jerami dan pelepah pisang, kemudian taruh pada media dan di
tambahkan decomposer. Media di tutup selama satu bulan sampai terbentuk pupuk
kompos. Setelah satu bulan media di beri lumpur dan air secukupnya. Media baru
siap di gunakan setelah dua minggu di diamkan.
b.
Pemeliharaan
Calon Induk
Sebelum pembenihan, calon induk sebelumnya di pelihara dalam
satu wadah dalam media tong, drum atau yang lain dengan media air tawar tanpa
menggunakan lumpur. Belut di beri pakan berupa pelet dan air di ganti setiap
pagi karena belum merupakan hewan yang aktif di malam hari.
Menurut http://kumpulanartikelkelautandanperikanan.blogspot.com
induk jantan yang baik memiliki ciri-ciri berukuran panjang lebih dari 40 cm,
warna permukaan kulit gelap atau abu-abu, bentuk kepala tumpul dan usianya di
atas sepuluh bulan. Sedangkan induk betina yang baik memiliki ciri-ciri
berukuran panjang antara 20 – 30 cm, warna lebih cerah dan lebih muda, Warna
hijau muda pada punggung dan warna putih kekuningan pada perutnya, bentuk
kepala runcing, dan usianya di bawah Sembilan bulan.
c.
Pembenihan
Setelah media siap, belut di masukan kedalam media pengembangbiakan,
dalam masa pengembiakan belut di beri pakan sebagai suplai energy. Setelah dua
minggu biasanya telah terjadi pembuahan, kemudian bongkar media setelah tiga
minggu dari pemasukan induk kedalam media. Pisahkan anakan belut dan taruh pada
media.
d.
Pembesaran
dan Panen
Media yang di gunakan untuk pembesaran dapat berupa kolam
tembok tanpa menggunakan air lumpur, namun kolam di lindungi dari sinar
matahari langsung. Pakan belut berupa pelet, keong, atau ikan-ikan kecil. Belut
siap dipanen untuk kebutuhan pasar local dari mulai penaburan benih minimal 3
bulan ( Sisitem dengan pembesaran ), sedangkan untuk kebutuhan pasar ekspor
dari mulai penaburan benih minimal 6 bulan.
Dikutip dari suksesbisnisusaha.com menyatakan
bahwa Jakarta setidaknya
membutuhkan 20 ton per hari, sementara untuk memenuhi 150 industri
pengolah belut skala rumah tangga, Yogyakarta membutuhkan
sebanyak 30 ton per hari. Dari data tersebut dapat kita ketahui bahwa peluang
bisnis budidaya belut sangatlah menguntungkan karena kebutuhan belut perharinya
sangatlah besar sedangkan hasil budidaya belut maupun hasil tangkapan yang mengandalkan
dari alam masih sangat terbatas serta jumlanya masih sangat terbatas.
Harga belut di pasaran
saat ini mencapai 40-60 ribu perkilogram terlebih apabila kita bisa menghasilkan
belut dengan kualitas unggul yang dapat menembus pasar eksport maka keuntungan yang
akan kita dapatkan tentunya akan kita dapatkan bisa berlipat.
No comments:
Post a Comment