Elemen
adalah unsur, materi atau bahan dasar
(fundamental kinds of matter) yang menyusun
seluruh benda di alam semesta (Menahan, 2001). Di
dalam lautan terdapat berbagai jenis elemen baik organik maupun anorganik yang
jumlahnya berbeda antara elemen. Menurut
Millero dan Shon (1992) menyatakan bahwa perairan laut memiliki konsentrasi
senyawa organik yang sangat rendah organik terdiri dari kelompok hewan
yang telah hidup dan telah mati. Serasah atau detritus
hasil degradasi bahan organik dan pengaruh
antropogenik. Berdasarkan komposisi kimianya, bahan organik terdiri atas
karbohidrat, protein, asam amino, lemak, hidrokarbon, asam karboksiklik, humus
dan kerogen serta komponen-komponen mikro lainya seperti steroid, aldehida,
alkojol dan organo-sulfur.
Pada lautan terdapat elemen-elemen yang dapat di
kelompokan menjadi beberapa jenis. Menurut Millero (2006) menyatakan bahwa
elemen (organic dan inorganik dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan rata-rata
konsentrasinya di alam yaitu :
1. Elemen makro (Mayor)
(0,05 – 750 mM) (Na, Cl, Mg)
2. Elemen mikro (Minor) (0,05 – 50 μM)
(P dan N)
3. Elemen trace atau kelumit (0,05 -50
nM) (Pb, Hg, Cd)
Pengertian trace elemen atau biasa di sebut elemen jarang adalah
unsur-unsur atau senyawa – senyawa kimia dilaut yang kelarutanya kurang dari 1
ppb atau dapat diartikan sangat kecil tetapi untuk keberadaanya sang diperlukan
dalam pengaturan keseimbangan kelarutan elemen – elemen dilaut dan proses
biologi organisme bahar dan proses lainya. Rasio konsentrasi elemen yang
konstan terhadap elemen yang berkaitan dengan khlorinitas atau salinitas
ditemukan pada beberapa elemen karena tingkat reaktifitasnya yang rendah.
Logam-logam Cu, Mn, Fe dan Zn jika terjadi defisiensi menyebabkan penyakit baik
pada hewan maupun tumbuhan. Cu, Cr, Se dan I untuk hewan dan B dan Mo untuk
tanaman. Hampir semua mikronutrien memiliki peran sebagai penyusun enzym dan
protein-protein penting lain yang terlibat dalam pathway/siklus metabolik. Ketiadaan
mikronutrien akan menyebabkan disfungsi metabolik yang mengakibatkan penyakit.
Elemen-elemen yang tidak mempunyai kepentingan secara biokimiawi disebut
"non essensial element".Contohnya “non-essential element” adalah As,
Cd, Hg, Pb, Po, Sb, Ti dan U yang menyebabkan toksisitas pada konsentrasi yang
melebihi ambang batas tetapi tidak menyebabkan "deficiency disorder"
pada konsentrasi rendah seperti mikronutrien.
Daftar Pustaka
Manahan., S. E.
2001. Fundamentals of Environmental Chemistry. 2nd Edition. CRC Press: Boca
Raton.
Millero, F. J.
2006. Chemical Oceanografi. 3rd edition, C R C Taylor and Francise.
Boca Raton:London. 496 hal.
Millero, F. J
dan M, L, Sohn. 1992. Chemical Oceanografi. 3rd edition, C R C
Taylor and Francise. Boca Raton:London.
No comments:
Post a Comment