Kelebihan mineral pada ikan biasanya
diakubatkan karena tingginya kadar logam pada perairan, logam dalam perairan
tersebut dapat masuk melalui sel-sel kulit ikan dan mekanisme pernafasan
sehingga menyebabkan keracunan pada ikan. Keracunan logam sering dijumpai pada ikan
akibat pencemaran lingkungan oleh logam berat, seperti penggunaan pestisida,
pencemaran limbah rumah tangga, dan pembuangan limbah pabrik. Keracunan logam
terutama menyebabkan kerusakan jaringan. Beberapa logam mempunyai sifat
karsinogenik (memacu pembentukan sel kanker) maupun tetratogenik (bentuk organ
salah). Daya racun logam dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kadar
logam yang termakan, lamanya
mengkonsumsi logam, umur, spesies, jenis kelamin, kebiasaan makan,
kondisi tubuh, dan kemampuan jaringan tubuh dalam mengkonsumsi logam tersebut.
Semakin
tinggi kadar abu dalam pakan, maka semakin tinggi pula kadar mineral dalam
pakan. Hal tersebut dapat menghambat pertumbuhan ikan, karena ikan hanya
membutuhkan mineral dalam jumlah yang sedikit (Cory et al., 2014).
Logam yang dapat meracuni ternak
meliputi logam esensial seperti Cu dan Zn serta logam nonesensial seperti Hg,
Pb, Cd, dan As. Keracunan logam pada hewan dapat terjadi melalui injeksi,
maupun melalui pakan. Keracunan logam mempengaruhi produksi, yaitu penurunan
bobot badan, hambatan pertumbuhan, peka terhadap penyakit infeksi, dan
kematian. Di samping itu, residu logam dapat menurunkan kualitas produk ikan.
Menurut Sukarman dan Sholichah (2011), Baik mineral dalam bahan baku dan sumber
mineral murni perlu diketahui agar bisa menjamin pakan tidak defisiensi mineral
dan juga tidak mengandung mineral yang berlebihan dan bersifat toksik.
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Sukarman
dan L. Sholichah. 2011. Status Mineral dalam Pakan Ikan Dan Udang. Prosiding Forum
Inovasi Teknologi Akuakultur.
No comments:
Post a Comment