a.
Padat tebar
Padat penebaran merupakan
jumlah (biomassa) benih yang ditebarkan per satuan luas atau volume.
Peningkatan padat penebaran dapat dilakukan sampai batas tertentu bergantung
pada jenis ikan yang dibudidayakan yaitu berdasarkan umur dan ukuran
masing-masing individu serta metode atau sistem budidaya yang digunakan.
Kepadatan ikan yang semakin tinggi dapat menyebabkan semakin banyak masalah
yang timbul, seperti serangan penyakit, memburuknya kualitas air, terjadinya
kompetisi dalam mengambil pakan yang pada akhirnya dapat menimbulkan
kanibalisme. Pada kondisi kepadatan ikan yang tinggi, maka ketersediaan oksigen
untuk setiap individu makin berkurang, sedangkan akumulasi bahan buangan
metabolik ikan akan makin tinggi (Syauqi, 2009).
b.
Manajemen Kualitas air
Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk menjaga agar kualitas air di kolam terpal tetap stabil, antara
lain :
1)
Menggunakan Sekam/Pelepah
Pisang
Dasar
dan dinding kolam dilapisi sekam padi atau pelepah pisang.pada saat membuat
kolam terpal ,sebelum terpal di pasang, dasar kolam di taburi sekam padi atau
pelepah pisang setinggi sekitar 10 cm. Setelah terpal di gelar, bagian sisi
(antara dinding dan terpal) juga sekam. Cara ini efektif untuk stabilisasi suhu
kolam pada musim kemarau, setelah kolam tepal diisi air sesuai dengan
kebutuhan, di taburi garam 200 g/meter kubik untuk membunuh patogen. Setelah
itu, kolam dituangi pupuk organik katalis plankton sesuai dosis. Cara lain yang
dapat dilakukan adalah, setelah kolam diisi air, permukaan air kemudian diberi
tumpukan daun pepaya atau ketepeng yang dibiarkan selama 5—7 hari. Daun pepaya
berfungsi sebagai antiseptik.
2)
Menjaga Kebersihan Kolam
Sisa pakan dan kotoran ikan
serta plankton yang mati akan menumpuk di dasar kolam. Jika tidak dikeluarkan,
selain akan menurunkan kualitas air, juga menjadi tempat yang subur bagi
perkembangan penyakit. Cara membersihkan dasar kolam adalah dengan melakukan
sifon setiap 10—20 hari sekali pada kegiatan pendederan dan 20—30 hari sekali
pada kegiatan pembesaran.
Penyiponan dilakukan dengan
menggunakan slang. Salah satu ujung slang dimasukkan ke dalam kolam, sedangkan
ujung yang lainnya diletakkan di tempat yang lebih rendah dan dasar kolam,
kemudian sedot hingga air kolam mengalir. Sementara itu, ujung slang di dalam
kolam digeser/digerak-gerakkan hingga endapan kolam tersedot ke luar bersama
air dasar kolam. Hal mi dilakukan di seluruh bagian kolam hingga air yang keluar
tidak mengandung endapan lagi. Jika sudah berpengalaman, sifon hanya
mengeluarkan air 20—30 cm. Setelah itu, air kolam ditambah dengan air baru
hingga ketinggiannya seperti semula.
Jika sifon terlambat
dilakukan, sementara tumpukan kotoran di dasar kolam sangat banyak, ikan akan
muncul di permukaan kolam karena kekurangan oksigen, sementara di dasar kolam
terjadi penumpukan amonia dan nitrit. Lama-kelamaan ikan akan teler dan lemas.
3)
Menggunakan Aerator/Blower
Jika kandungan oksigen di
dalam kolam sangat rendah atau kurang dan 3 ppm (part per million), dapat
digunakan aerator atau blower untuk menyuplai oksigen ke dalam perairan kolam,
terutama untuk kegiatan pendederan.
4)
Meningkatkan Protein Pakan
Meningkatkan protein pakan
bukan untuk menjaga kualitas air, tetapi menyuplai energi pada ikan agar bisa
bertahan pada kondisi air yang ekstrem, terutama fluktuasi suhu yang besar pada
siang dan malam hari. Pakan BAT dianggap sudah mencukupi jika mengandung
protein 25 %. Bahkan pakan dengan kandungan protein 25 % sudah dapat memacu
pertumbuha BAT.
Untuk meningkatkan ketahanan
ikan pada musim kemarau, protein pakan ditingkatkan hingga 27—30 %. Kandungan
protein 25 % sudah optimal untuk memacu pertumbuhan BAT, namun energi BAT
terkuras pada saat musim kemarau, karena itu kelebihan protein digunakan BAT
untuk pertumbuhan.
5)
Menggunakan Tanaman Pelindung
Tanaman pelindung dibutuhkan
karena berfungsi melindungi ikan dan tenik sinar matahani, penyuplai oksigen di
siang hari, juga sebagai penyedia makanan tambahan bagi ikan. Tanaman juga
berfüngsi untuk mengisap/menyerap kotoran di dalam air.
Jenis tanaman pelindung yang
dapat digunakan adalah eceng gondok dan apu-apu. Dalam satu kolam cukup dipilih
salah satu dan tanaman tersebut. Jumlah tanaman di dalam kolam dibatasi hanya
sepentiga bagian dan luas permukaan air kolam. Pertumbuhan eceng gondok harus
dibatasi dan dikurangi secara berkala. Untuk membatasi pertumbuhan tanaman di
dalam kolam, maka diberi pembatas berupa bambu yang diapungkan dan diberi tali
serta bandul batu pada ujungnya.
Pembatasan tanaman dilakukan
selain supaya tanaman tampak rapi, juga supaya sinar matahari dapat masuk ke
dalam kolam. Sinar matahari diperlukan untuk fotosintesis di dalam air yang
dapat menyuplai oksigen. Pembatasan tanaman juga dilakukan karena pada malam
hari tanaman ini menyerap oksigen sehingga dapat berkompetisi dengan ikan budi
daya.
Daftar Pustaka
Syauqi, Alfi. 2009.
Kelangsungan Hidup Benih Bawal Air Tawar Colossoma Macropomum Cuvier. pada
Sistem Pengangkutan Tertutup dengan Padat Penebaran 43, 86 Dan 129 Ekor/Liter
No comments:
Post a Comment