Tubuh
ikan bawal tampak membulat (oval) dengan perbandingan antara panjang dan tinggi
2 : 1. Bila dipotong secara vertikal, bawal memiliki bentuk tubuh pipih(compressed) dengan
perbandingan antara tinggi dan lebar tubuh 4:1. Bentuk tubuh seperti ini
menandakan gerakan ikan bawal tidak cepat seperti ikan lele atau grass
carp, tetapi lambat seperti ikan gurame dan tambakan. Sisiknya kecil
berbentuk ctenoid, di mana setengah bagian sisik belakang menutupi
sisik bagian depan. Warna tubuh bagian atas abu-abu gelap, sedangkan bagian
bawah berwarna putih. Pada ikan bawal dewasa, bagian tepi sirip perut, sirip
anus dan bagian bawah sirip ekor berwarna merah. Warna merah ini merupakan ciri
khusus ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum)
(Effendi, 2003).
Kepala
ikan bawal bintang
(Colossoma
macropomum) berukuran kecil yang terletak di ujung kepala tetapi agak
sedikit ke atas. Bawal memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip
dada, sirip perut, sirip anus dan sirip ekor. Sirip punggung tinggi kecil
dengan sebuah jari-jari tegak keras, tetapi tidak tajam, sedangkan jari-jari
lainnya lemah. Sirip punggung pada ikan bawal air tawar
(Colossoma macropomum) terletak agak ke
belakang. Sirip dada, sirip perut dan sirip anus kecil dan jari-jarinya lemah.
Demikian pula dengan sirip ekor, jari-jarinya lemah tetapi berbentuk cagak
(Arie, 2004).
Linea
Lateralis (LL) yang dihitung adalah sisik berpori atau gurat sisik atau linea
lateralis. Bentuk deretan dan jumlah sisik tersebut tidak sama
untuk masing–masing spesies ikan. Sisik linea lateralis
dihitung dari depan (dekat kepala) kearah ekor. Jika linea lateralis suatu
jenis ikan tidak lurus seperti pada ikan kue (carangidae), maka jumlahnya tetap
dihitung mengikuti arah gurat sisik yang berbelok tersebut. Jika bentuk linea
lateralis terbagi dua seperti ikan buntal, maka dihitung dulu bagian pertama,
kemudian bagian kedua yang arahnya lebih kebelakang. Jika ikan mempunyai gurat
sisik yang banyak seperti ikan belanak, maka dihitung satu garis saja diambil
yang garisnya terletak di tengah (Kordi, 2011).
No comments:
Post a Comment