Radiasi elektromagnetik dengan frekuensi rendah tidak efektif untuk
membangkitkan tanggapan biologis, karena dua alasan. Komponen listrik itu tidak
dapat menembus cukup dalam pada spesimen, karena adanya ion-ion bebas yang
terdapat di dalam cairan tubuh. Keadaan ini menyebabkan bagian dalam organisme
hidup itu berperilaku seperti suatu penghantar listrik, yang berakibat
lingkungan dalam organisme itu terlapisi dengan permukaan muatan bergerak. Lagi
pula, komponen magnetik radiasi dapat menembus jaringan, tetapi permeabilitas
medium ini sangat menyerupai ruang hampa, sehingga tidak mungkin terjadi efek
polarisasi magnetik (Ackerman, 1988), namun apabila terpapar secara kronis dan terus menerus akan
memberi manifestasi klinik yang berbeda.
Medan
elektromagnetik
mempunyai pengaruh terhadap status kesehatan manusia baik fisik
maupun psikis (Hardjono dan Qadrijati, 2004). Beberapa penelitian
menunjukkan telah menunjukan bahwa gelombang elektromagnetik dapat
menyebabkan efek seperti :
1.
Terhadap Binatang
gelombang
elektro magnetik dapat berpengaruh terhadap bintang. Penelitian dengan
binatang kecil yang terpapar medan listrik sampai 100
kV/m menyatakan pengaruh pada komponen sistem saraf pusat. Hasil dari
penelitian perilaku mennyatakan bahwa sistem saraf dapat dipengaruhi
oleh medan
listrik ELF (Soesanto, 1996).
Penelitian
menggunakan medan listrik statis memberikan pemajanan pada tikus jantan dan
terlihat bahwa pada tingkat paparan 6 kV/10cm dan 7kV/10cm selama 1 jam per
hari, 30 hari terus menerus, menimbulkan penyusutan berat testis, kerusakan sel
tubulus seminiferus dan terjadinya kelainan kongenital pada anak seperti
mikroftalmia, bulu kasar di sekitar kepala, penyempitan gelang panggul dan
kelainan preputium like-testis (Mansyur, 1998), selain itu menghambat proses
spermatogenesis mencit (Qadrijati dan Puspita, 2007).
Berdasarkan
penelitian oleh Marino, et al. tahun 1976 dalam Yunardi (2000), paparan
gelombang elektromagnetik dapat menyebabkan, penurunan berat badan dan
meningkatnya laju kematian pada keturunan tikus kenaikan berat badan tikus
(Somer, 2004), penurunan jumlah telur dan berat testis pada tikus (Yunardi,
2000), peningkatan stres oksidatif pada telur ayam, burung laut, dan eritrosit
manusia (Torres-duran, et al., 2007). Hasil penelitian mengenai pengaruh
medan ELF pada kompetensi kekebalan pada binatang tampaknya negatif (Soesanto,
1996).
Tetapi di
lain pihak paparan tunggal dari gelombang elektromagnetik frekuensi ekstrim
rendah (ELF-EMF) (60 Hz, 20 mT) dalam jangka waktu 2 jam dapat meningkatkan
kadar serum HDL-C, kandungan lipoperoksidase pada hati dan menurunkan kadar
kolesterol total pada hati (Torres-Durran, 2007). Tetapi penelitian Qadrijati
dan Indrayana (2008) menunjukkan bahwa paparan gelombang elektromagnetik frekuensi
ekstrim rendah (ELF-EMF) (50 Hz, 2,4 mT) selama 2 jam dapat memberikan pengaruh
berupa penurunan kadar HDL-C dan kolesterol pada serum tikus. Perubahan tebesar
terjadi 24 jam setelah paparan, meskipun secara uji statistik tidak ada
perbedaan bermakna. Mekanisme penurunan kadar
kolesterol dan HDL-C dimungkinkan akibat dari stres fisik yang diakibatkan
pembentukkan radikal bebas yang dapat merusak atau menurunkan aktivitas enzim
metabolisme lipid di hati, tetapi mekanisme secara pasti pengaruh elektromagnetik
terhadap metabolisme lipid masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Paparan
radiasi elektromagnet dalam jangka panjang berhubungan dengan terjadinya
peningkatan risiko kardiovaskuler akibat adanya peningkatan yang signifikan
dari kolesterol total dan kadar LDL-C (Low Density Lipoprotein-Cholesterol)
(Israel et al., 2007).
Penelitian
terhadap kelinci juga menunjukkan penurunan kadar asam lemak bebas dan
trigliserida (Bellosi, 1996. Harakawa, 2004). Pada penelitian lain yang juga
kelinci didapatkan bahwa kadar kolesterol dan trigliserida menurun
secara signifikan dan kadar HDL meningkat secara signifikan juga (Luo, 2004).
2.
Terhadap Manusia
Manusia
dapat terpengaruh dari gelombang elektromagnet yang di pancarkan alam
maupun dari benda hasil buatan manusia itu sendiri. Biasanye efek ini
dapat terjadi apabila manusia tidak mematuhi prosedur pemakainan serta
penggunaan yang berlebihan. seperti pada penelitian Yunardi (200) yang menyatakan bawha beberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh medan listrik atau medan
magnet terhadap fungsi reproduksi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa selain
menghambat pertumbuhan dan meningkatkan jumlah kematian pada keturunan yang
dihasilkan, ternyata medan listrik juga menyebabkan produksi telur menurun
secara nyata.
Hasil-hasil penelitian yang ada hingga kini belum dapat disimpulkan dengan
mantap karena ada yang kontroversial bila menyangkut kesehatan masyarakat yang
tingkat paparannya relatif tidak begitu tinggi dibandingkan dengan paparan
terhadap tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan sumber medan
elektromagnetik (Soesanto, 1996).
Energi yang terkandung pada medan elektromagnetik terlebih pada frekuensi
ekstrim rendah, sebenarnya terlalu kecil untuk dapat menyebabkan efek biologi,
akan tetapi dengan adanya perbedaan radiosensitivitas berbagai sel yang
membentuk jaringan dan organ tubuh dan dihubungkan dengan dosis pajanan yang
mungkin diterima memungkinkan terjadinya gangguan yang tidak diinginkan
(Mansyur, 1998).
Semula gangguan kesehatan sebagai dampak radiasi medan elektromagnetik
diketahui tahun 1972, ketika para peneliti Uni Soviet melaporkan bahwa mereka
yang bekerja dibawah transmisi listrik tegangan tinggi menderita sakit dengan
gejala yang berhubungan dengan sistem saraf seperti sakit kepala, kelelahan dan
gangguan pola tidur. Namun, studi di lingkungan kerja memberikan hasil yang
lebih konsisten antara pemaparan medan elektromagnetik dengan efek kesehatan
tertentu seperti kanker, leukimia, tumor otak dan melanoma (Anies, 2003b).
Pada tahun 1979, Kouwenhoven dan kawan-kawan dari John Hopkins Hospital
melakukan penelitian pada 11 orang tenaga kerja yang bekerja selama 3,5 tahun
pada sistem transmisi 345 kV. Dilaporkan bahwa tidak ditemukan gangguan
kesehatan serta tidak dijumpai adanya proses keganasan, namun dari hasil
analisis sperma, ditemukan penurunan jumlah sperma (Anies, 2003b).
Loboff menunjukkan peningkatan sintesis DNA sebesar 2,5 x 10-5
dengan pemajanan medan elektromagnetik 15 Tesla. Penelitian Cadossi, berupa
peningkatan proliferasi limfosit diduga sejalan dengan peningkatan sintesis DNA
dan bila tidak terkendali akan mengarah pada timbulnya keganasan (Anies,
2003b).
Penelitian
pada manusia menunjukkan peningkatan 2 kali faktor risiko terkena leukimia pada
anak yang terpajan medan elektromagnetik (Ahlbom, 2004), dan faktor risiko
terjadinya kanker payudara (Anies, 2003). Selain itu juga timbul gejala yang
tidak spesifik yaitu berupa gangguan tidur, tinitus, dan gangguan kecemasan
(Husss dan Roosli, 2006) atau berupa keluhan : sakit kepala (headache),
pening (dizzines), dan keletihan menahun (chronic fatigue syndrome)
(Anies, 2003).
Pada umumnya, perubahan gambar darah termasuk penyimpangan kecil dari norma individual, tetapi nilai umumnya masih dalam norma fisiologis. Sedangkan penelitian Qadrijati (2002) tentang paparan SUTET pada penduduk yang bermukim di bawahnya menunjukkan adanya perubahan jumlah lekosit dan gambaran limfosit meskipun secara statistik tidak bermakna.
Pada umumnya, perubahan gambar darah termasuk penyimpangan kecil dari norma individual, tetapi nilai umumnya masih dalam norma fisiologis. Sedangkan penelitian Qadrijati (2002) tentang paparan SUTET pada penduduk yang bermukim di bawahnya menunjukkan adanya perubahan jumlah lekosit dan gambaran limfosit meskipun secara statistik tidak bermakna.
No comments:
Post a Comment